BAUBAU, TRIBUNBUTON/TRIPTON TV CHANNEL
Ditemukan sebuah masjid tua seumur masjid Agung Keraton Buton. Saat ditemukan, masjid ini tinggal puing-puing dan sisa-sisa tembok di dalam rimbunan semak-semak di kawasan Benteng Sorawolio, Kelurahan Bukit Wolio Indah (BWI) Kota Baubau.
Masjid ini bernama Masjid Jila Ul Qulub sesuai nama aslinya. Bentuk dan arsitekturnya menyerupai Masjid Agung Keraton Buton dengan ketebalan dinding 30 cm diduga terbuat dari batu kapur.
Imam Masjid Jila Ul Qulub, La Daru, menjelaskan untuk menemukan posisi masjid ini ia memanjat pohon dan kelihatanlah sisa-sisa dinding masjid. La Daru mengetahui kalau ada masjid di tempat itu karena ia berkebun di sekitar Benteng Sorawolio.
“Awalnya ini tidak kelihatan, ditutupi rumput kita kerjabakti kita rabas,” jelas La Daru.
Kondisi masjid ini kini sudah dibangun secara gotongroyong beratapkan rumbia. Masjid tua ini memiliki luas 7×9 m dengan tiga buah pintu dan dua buah jendela dengan daya tampung sekira 100 jamaah. Sebenarnya memiliki tiga jendela, namun dinding di bagian imam sudah tidak ada dan saat direhab tidak dibuatkan jendela.
Dinding bagian bawahnya setinggi kira-kira 2m terbuat dari kapur dan reruntuhannya direhab dengan semen mengikuti ketebalan dinding aslinya. Sedangkan dinding bagian atasnya menggunakan jelaja, tiang-tiangnya untuk sementara dibuat dari batang bambu.
“Bambunya kita potongkan di bawah di dekat piring Muhammad sebanyak 100 batang,” jelas Ketua Pembangunan Masjid, La Baadu, ditemui di Masjid Jila Ul Qulub, Jumat 22 Mei 2020.
La Baadu menjelaskan tidak ada kendala saat membangun kembali mesjid bersejarah itu. Hanya saja terkendala situasi corona virus (Covid 19) saat pencarian dana.
“Proposal sudah diajukan ke wali kota tetapi masih ditangguhkan tunggu APBD 20221. Untuk itu, ia dan imam mengambil inisiatif membangun masjid dari bambu atap rumbia dan dinding jelaja,” jelasnya.
Menurut La Baadu, sesuai aslinya, dinding bagian atas terbuat dari kayu bulat bentuk jari-jari. “Nanti kita akan buatkan jari-jari segi empat dari kayu wola setebal tiga senti meter,” jelasnya.
Masjid ini kembali dipakai untuk shalat pada hari ke 15 Ramadhan 1441 H/7Mei 2020 dimulai dengan shalat Lohor. Sedangkan azan pertama dilakikan oleh Ketua Pembangunan Masjid, La Baadu.
Pihaknya berharap Pemkot Baubau turun tangan untuk membantu membuka akses jalan ke masjid. Selain itu fasilitas interior masjid masih sangat minim.
Ia mengajak warga Baubau dan Buton pada umumnya untuk bahu-membahu membangun dan mendukung pembangunan masjid. “Mari bangun kebudayaan seperti orang tua kita dulu, bholimo karo somanamo liou,” tutupnya.
Untuk diketahui, Masjid Agung Keraton Buton dibangun tahun 1712 oleh Sultan Sakiuddin Durul Alam. Jika Masjid Jila Ul Qulub seusia Masjid Agung Keraton Buton, maka usianya sudah 308 tahun pada tahun 2020 ini. Namun ada goresan pada dinding masjid dengan angka 511 H.(*)
Kunjungi :