BUTENG, TRIBUN BUTON
WARGA Desa La Gili, Kabupaten Buton Tengah, menerapkan tanam sayuran sistem rakit apung. Teknik ini dipraktekkan setelah enam hari sesudah semai (hss), 17 Januari 2019.
Pelaku dan pemerhati pertanian, Drs Andy Nursin MSi, menjelaskan sistem pertanian rakit apung atau hydrophonik merupakan harapan menuju pertanian masa depan. Dengan sistem ini warga Lagili menanam kangkung, seledri, dan bawang daun dengan mudah.
“Nampak warga dgn semangat mencoba sistim rakit apung,” jelasnya via whatsap.
Tahapan yang dilakukan berupa cara pembibitan, perawatan tanaman, dll. Dijelaskan ada sekitar 800 lubang tanam lebih untuk empat kolam terpal dengan ppm awal 600-san dan ph 6,5.
Metode bertani dengan sistem rakit apung menurut dia, menjadi hiburan tersendiri. Cara bertani seperti ini cocok untuk semua kalangan usia. “Anak-anak justru senang diajak dan muncul semangat kedepannya untuk menjadikan pertanian semakin diminati,” urainya.
Kesan selama ini pertanian dianggap hal yang kotor dan rendahan. Padahal bertani kata dia jusyru menyenangkan, gampang, murah, dan dapat menghasilkan uang.(YUHANDRI HARDIMAN)