KREATIVITAS DINAS PPKB WAKATOBI DI HARGANAS KE-31 TAHUN 2024

1812

WAKATOBI, TRIBUNBUTON.COM – Lomba masak menu dashat dan lomba gelar dagang UPPKA mewarnai perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-31 Tahun 2024 Tingkat Kabupaten Wakatobi. Sabtu 29 Juni 2024.

Kegiatan yang diprakarsai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Wakatobi itu. Diikuti perwakilan setiap kecamatan di Kabupaten Wakatobi.

Kepala Dinas (Kadis) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi, La Ode Syafiuddin S.Sos.MSi, mengatakan delapan kecamatan peserta lomba diwakili para kordinator Balai. Dengan membawa produk-produk hasil UPPKA ditiap desa dan kelurahan untuk dipromosikan.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Wakatobi, Dian Ambarwati S.Kep.net, sekaligus ketua panitia menjelaskan kegiatan itu terdiri dari lomba gelar dagang UPPKA dan lomba masak menu dashat.

“Tujuan kegiatan ini untuk menambah semangat para kelompok UPPKA di setiap desa/kelurahan dengan cara membantu mempromosikan hasil UPPKA. Sehingga mereka mendapatkan tambahan penghasilan yang nantinya akan menunjang ketahanan keluarganya dengan ekonomi yang lebih mapan,” jelas Dian Ambarwati.

Adapun kriteria penilaian lomba gelar dagang UPPKA itu lanjutnya, dewan juri akan melihat keanekaragaman produk UPPKA yang ditampilkan. Kemudian, keunikan atau kreativitas dari pada gelar dagang di tiap kecamatan, bagaimana mereka menampilkan produk UPPKA dalam kemasan unik dan kreatif. Serta dari segi banyaknya jenis produk yang laku karena kita kembali ke dasarnya untuk membantu mempromosikan kelompok dagang UPPKA untuk bisa dijual.

Dian Ambarwati, mengungkapkan untuk lomba masak menu dashat. Diikuti kader dasar yang dibentuk di desa/kelurahan yang dikuatkan dengan SK tersendiri untuk melakukan pengelolaan pangan lokal terkait kegiatan dapur sehat atasi stunting.

“Di setiap desa/kelurahan punya dapur sehat atasi stunting. Jadi yang hadir ini adalah perwakilan tiap kecamatan. Dalam satu tim terdiri dari tiga orang. Mereka menampilkan pangan lokal, pangan yang tidak pakai nasi. Mereka memanfaatkan ubi dan jagung sebagai pengganti nasi pangan lokal,” ungkap Dian Ambarwati.

Dalam kegiatan itu, Dian Ambarwati, mengatakan peserta menampilkan pangan lokal yang ada di sekitarnya sehari-hari seperti sayur daun kelor dan ikan. Dan diolah dengan berbagai variasi menjadi makanan dengan gaya penyajian dan punya rasa unik.

“Intinya, bagaimana kita memotivasi kader agar selalu berinovasi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitarnya tidak menjadi bahan yang itu-itu terus. Misalkan daun kelor dan Sira, tapi bagaimana daun kelor bisa menjadi puding atau naget. Yang di dalamnya terkandung protein, protein nabati, protein hewani, gizinya seimbang dengan memanfaatkan pangan lokal di sekitarnya,” kata Dian Ambarwati.

Adapun kriteria penilaian yakni untuk keluarga beresiko stunting dalam bentuk empat porsi. Baik untuk bayi dibawah dua tahun (baduta) atau yang sedang MPAsi. Kemudian, penyajian bubur bayi, ibu hamil seperti puding pepaya. Dimana sajiannya bercampur dengan makanan buah, sayur, ikan, protein semua dijadikan satu.

“Kita berharap, peserta setelah kembali ke kecamatan khusus koordinator Balai untuk lebih mengaktifkan kembali kelompok-kelompok UPPKA. Lalu, lebih menambah lagi kelompok UPPKA termasuk produk yang lebih bagus untuk dipromosikan ditingkat kabupaten,”

“Serta, produk UPPKA yang terjual dan dipromosikan di Harganas ini tidak hanya promosi begitu saja. Tapi menjadi laporan atau pencatatan di Balai Kencana masing-masing,” harap Dian Ambarwati. (Tribunbuton.com/adm)