KETUA TP PKK KOTA BAUBAU: DI MATA ANAK, ORANG TUA ADALAH SOSOK GURU UTAMA

338

BAUBAU, TRIBUNBUTON.COM – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Baubau, Wa Ode Nursanti Monianse,
menjadi pemateri pada acara promosi dan kesling. Bertempat di Sula Hotel Galaxi Inn, Kamis 16 Maret 2023.

Dalam kegiatan itu mengusung tema Kesehatan reproduksi serta Hak Hak Reproduksi difisilitas kesehatan dan kelompok kegiatan.

Wa Ode Nursanti Monianse, mengatakan tumbuh kembang anak membutuhkan peran dari orang tua yang hebat.

Hal itu didukung realitas yang menunjukkan jika banyaknya kegagalan keluarga dalam pengasuhan anak bukan karena kurangnya kasih sayang orang tua. Melainkan sebagian orang tua tidak tahu bagaimana cara mengasuh anak yang baik dan benar.

“Orang tua adalah orang yang memiliki peran penting dalam proses asuh, asah dan asih bagi anak-anaknya,” kata Wa Ode Nursanti Monianse.

Menurutnya, di mata anak. Orang tua dalam hal ini ayah maupun ibu adalah sosok “guru” yang pertama dan utama. Wajar bila orang tua menjadi sumber kehidupan sekaligus sumber kebahagiaan bagi anak.

Kegagalan orang tua dalam mengasuh anak lanjutnya, tentu akan berakibat fatal. Bukan saja bagi orang tua sebagai pengasuh tetapi juga bagi anak sebagai insan yang diasuh.

“Bagi orang tua, kegagalan dalam mengasuh anak akan berdampak pada pupusnya harapan orangtua untuk dapat mewujudkan anak yang shaleh dan shalehah. Serta mampu menjunjung tinggi nama orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” ujar Ketua TP PKK Kota Baubau.

Sementara bagi anak itu sendiri. Wa Ode Nursanti Monianse, menjelaskan kegagalan orang tua dalam mengasuh anak akan menyebabkan anak kurang memiliki kendali diri, tidak mampu menjadi diri sendiri, bertindak semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan etika dan norma.

Selain itu tidak memiliki semangat dan gairah untuk belajar menimba pengetahuan dan ketrampilan yang cukup guna meraih masa depan. Serta cenderung berperilaku menyimpang yang menyebabkan mereka dijauhi, dikucilkan bahkan dianggap “musuh” oleh masyarakat.

Ditambahkannya, kasus perilaku negatif anak dan remaja seperti pergaulan bebas, minuman keras dan penyalahgunaan napza adalah sebagai contoh akibat kegagalan orangtua dalam mengasuh anak.

Belum lagi tumbuhnya sikap egois dan mau menangnya sendiri, tidak menghargai tradisi dan budaya ketimuran, serta kesukaannya pada tindak kekerasan dan hal lain yang erat dengan kelicikan, penipuan, pelecehan dan lain sebagainya.

“Sudah saatnya para orang tua belajar dan terus berupaya mencari solusi pemecahannya agar menjadi orang tua yang hebat dalam mengasuh dan mendidik anak di tengah era globalisasi,” ucap Wa Ode Nursanti Monainse.

Dengan demikian anak yang diasuh pun menjadi hebat, tidak hanya dalam hal kepribadian, sikap, dan ketaatannya dalam beribadah. Tetapi juga semangatnya untuk berjuang meraih masa depan yang lebih baik dengan berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.

“Menjadi orangtua hebat dalam mengasuh anak, sudah tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak upaya yang harus dilakukan,” tutupnya. (Tribunbuton.com/adm)