SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN PEMILIH PEMILU SERENTAK 2024 DI KALEDUPA, BEGINI PESAN KPU DAN KOMISI II DPR-RI

403
Ketua KPU Wakatobi, Abdul Rajab saat membuka sosialisasi dan pendidikan pemilih pemilu serentak tahun 2024 di pulau Kaledupa. FOTO Duriani

WAKATOBI, TRIBUNBUTON.COM – Komisi II DPR RI dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) diwakili KPU Wakatobi sambangi pulau Kaledupa Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra). Menggelar sosialisasi dan pendidikan pemilih pemilu serentak 2024. Rabu 14 Desember 2022.

Ketua KPU Wakatobi, Abdul Rajab, saat membuka kegiatan itu mengatakan Komisi II DPR selaku mitra KPU menargetkan angka partisipasi pemilih meningkat. Hal itu berkaitan dengan target partisipasi pemilih secara nasional yang meningkat dari pemilu sebelumnya.

“Target partisipasi pemilih pada pemilu terakhir yakni 75 persen. Pada pemilu serentak 2024 nanti, target partisipasi pemilih secara nasional naik menjadi 77,5 persen. Sehingga butuh pendidikan pemilih,” kata Abdul Rajab.

Untuk itu, Abdul Rajab, meminta seluruh elemen masyarakat yang telah memenuhi syarat menjadi pemilih pada pemilu serentak 2024 untuk menggunakan hak pilihnya. Dan hindari konflik sosial akibat perbedaan pilihan.

Anggota Komisi II DPR RI, Ir Hugua, saat membawakan materi sosialisasi dan pendidikan pemilih pemilu serentak 2024 di pulau Kaledupa. FOTO Duriani

“KPU dan Komisi II DPR meminta masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya. Jangan karena perbedaan pilihan maka berdampak pada hubungan sosial kemasyarakatan. Kemudian, sikapilah perbedaan pilihan dengan baik,” pinta Ketua KPU Wakatobi.

Jika ada perbedaan politik dan pilihan lanjut Abdul Rajab, harus diluruskan bersama. “Kebetulan yang hadir ini banyak tokoh-tokoh masyarakat yang suaranya masih bisa didengarkan oleh masyarakat. Tolong untuk dikomunikasikan dengan penuh kekeluargaan,” ucap Abdul Rajab.

Sementara itu anggota Komisi II DPR RI, Ir Hugua, menjelaskan jika angka partisipasi pemilih tinggi. Maka legitimasi pemimpin terpilih semakin kuat. Baik itu DPR, DPD, Bupati/Walikota, Gubernur maupun Presiden.

Sehingga kriteria seorang calon pemimpin kata Hugua, harus dipahami masyarakat. Dengan begitu setelah terpilih dan menjalankan tugasnya tidak menimbulkan kekecewaan masyarakat khususnya yang telah memilih dalam pemilu.

“Jadi ada kriteria seorang pemimpin dimana harus memaksimalkan potensi untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di daerah,” kata Hugua.

Hugua, mengungkapkan pemimpin kedepan harus punya cara pandang, jeli melihat kondisi rakyat yang tidak dilihat orang lain. “Bupati itu intinya jejaring, harus perbanyak sahabat yang bisa memberikan peluang untuk kemandirian dan kemajuan pembangunan. Serta kematangan jiwa,” ungkap mantan Bupati Wakatobi dua periode tersebut.

Hugua, menambahkan pemilu kedepan tidak bisa dipungkiri jika politik uang masih akan ditemukan. Namun masyarakat harus paham dalam memilih pemimpin dengan kematangan dan hati nurani serta melindungi rakyatnya. (Tribunbuton.com/adm)