CALON PEMIMPIN DI PEMILU SERENTAK 2024 VERSI HUGUA

421
(ki-ka) Ratna Lada Hugua, Ir Hugua, H Haliana dan Akademisi UHO Kendari. FOTO Duriani

WAKATOBI, TRIBUNBUTON.COM – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Ir Hugua, mengatakan disejumlah daerah di indonesia yang pernah menggelar pemilu atau pilkada. Menimbulkan kekecewaan bagi rakyatnya.

Menurut Hugua, pemimpin yang lahir hasil pemilu atau pilkada itu. Dalam membuat program atau mengeluarkan berbagaj jenis kebijakan tidak sesuai kehendak rakyat dan perkembangan daerah dan ilmu pengetahuan.

“Banyak hasil pemilu yang melahirkan pemimpin baru. Namun rakyat merasa kecewa, sehingga rakyat harus lebih paham melihat seorang figur calon pemimpin yang akan dipilih,” ujar Hugua, saat menjadi narasumber Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Pemilu Serentak Tahun 2024 di Kabupaten Wakatobi, Senin 12 Desember 2022.

Sosialisasi program kemitraan antara Komisi II DPR dan KPU RI itu. Hugua, menekankan kepada peserta sosialisasi untuk memahami esensi dari kegiatan itu. Pemilu serentak 2024 lanjut Hugua, sangat strategis. Karena ekosistim politik dan tantangan pembangunan tidak seperti masa lalu.

Keberhasilan seorang pemimpin kata mantan Bupati Wakatobi dua periode tersebut. Ditentukan niatnya sendiri. Dengan begitu, kemajuan daerahnya tergantung pemimpin.

“Tugas kita bagaimana membantu sisitim agar pemimpin kedepan memiliki kualitas dan niat untuk masyarakat. Bukan karena mendapat sesuatu sehingga kita melupakan kualitas figur,” kata Hugua.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu diakhir materinya memberikan kesimpulan terkait pemilu serentak 2024. Dimana dalam memilih pemimpin disemua jenjang baik itu DPR, DPD, Bupati/Walikota, Gubernur maupun Presiden.

Untuk memilih calon yang memiliki integritas dan niat untuk rakyatnya. Yang punya faham, cara pandang dan kematangan jiwa membangun negeri.

Hadir dalam kegiatan itu Bupati Wakatobi, H Haliana, akedimisi dari UHO Kendari sekaligus menjadi narasumber. Serta peserta sosialisasi yang terdiri dari perwakilan berbagai elemen masyarakat di Wakatobi. (Tribunbuton.com/adm)