BUTUR, TRIBUNBUTON.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Kesehatan setempat menggagas program inovasi “iWaraka Lipungku” atau sehat desaku.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Butur, dr Izzanuddin, melalui Kepala Bidang Pelayanan dan SDK, Endang Susilowati SKM mengungkapkan Waraka Lipungku diartikan sebagai desa yang sehat dari segala aspek. Baik itu aspek kesehatan, lingkungan, ekonomi, social, pendidikan yang baik.
Waraka Lipungku lanjut Endang Susilowaty, diharapkan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mempunyai kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah yang ada di desa secara mandiri. Khususnya dalam memutus mata rantai COVID-19.
Program kesehatan Waraka Lipungku kata Endang Susilowaty, merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pasalnya, pembangunan di bidang kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Waraka Lipungku digagas dengan menyesuaikan kearifan lokal masyarakat. Program ini digagas untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam bidang Kesehatan,” jelas Endang Susilowaty, Senin 1 September 2022.
Menurutnya, adanya dukungan dan keterlibatan Stakeholder di tingkat desa. Permasalahan kesehatan dapat diatasi secara bersama dengan tenaga kesehatan. Keluarga dan masyarakat dapat memahami persoalan sendiri sehingga tercipta kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
“Ini sangat berdampak dalam pencapaian keluarga sehat,” ucapnya.
Endang Susilowaty, menambahkan Waraka Lipungku merupakan program lanjutan dan akselerasi dari pengembangan Desa Siaga dan Program Kampo Waraka sebelumnya yang sudah dimulai sejak 2006.

Desa Siaga dan Kampo Waraka dicanangkan tahun 2012 dan berhenti pada tahun 2017. Pengembangan Waraka lipungku dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memfasilitasi proses pembelajaran masyarakat desa dan kelurahan dalam memecahkan masalah Kesehatan secara partisipatif.
“Program inovasi Waraka lipungku ini kita libatkan partisipatif masyarakat dengan menggunakan teknik-teknik Participatori Rural Appraisal atau PRA. Masyarakat dilibatkan untuk mengkaji dan mengahadapi masalah kesehatan dengan petugas kesehatan,” tutur Endang.
Pengembangan program inovasi Waraka Lipungku diharapkan dapat mendorong kemandirian masyarakat guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Melalui pemberdayaan dan peran serta dalam mengatasi permasalahan kesehatan seperti masih tingginya penyakit yang diakibatkan gangguan gizi, Penyakit Tidak Menular, dan Penyakit Menular. Tingginya kematian ibu sebanyak 6 kasus, kasus stunting meningkat sekitar 26,8 persen dan kurangnya SDMK.
“Untuk masalah-masalah ini di Buton Utara, kami kembangkan program kesehatan. Waraka Lipungku ini menggunakan pendekatan strategis dengan meningkatkan upaya Preventif dan Promotive, dan pemberdayaan masyarakat dengan kearifan lokal,” tutupnya. (Tribunbuton.com/Asm)