Sikap Represif Annggota Polres Buton Disesalkan
BUSEL, TRIBUNBUTON.COM
Aliansi pemuda Peduli Negri Buton Selatan (APPN BUSEL) menyesalkan sikap represif anggota kepolisian Polres Buton saat pengamnanan Unras di kantor DPRD Buton Selatan pada Rabu 14 oktober 2020. Unras Menolak Omnibuslaw awalnya berjalan damai dan tertib kemudian ricuh setelah aksi dorong yang dilakukan oknum polisi.
Sekjen Presma Unidayan, Arifudin, menjadi salah satu peserta aksi yang sempat ditahan dan dibawa di Polres Buton. Ia sangat menyesalkan dan mengutuk keras tindakan reprsif oknum anggota Polres yang seharusnya tidak perlu menjatuhkan mahasiswa dari atas sound system.
“Dengan Kejadian ini kami akan melakukan konsolidasi dengan eleman mahasiswa se Kepton untuk turun kembali melakukan Unras, Insya Allah pada Senin 19 Oktober 2020,” jelas Sekjen BEM Unidayan ini.
Tuntutannya salah satunya meminta pertanggung jawaban Kapolsek Batauga terkait pertanggung jawaban terhadap tindakan refrseif anggota Polres Buton terhadap kawan-kawan di lapangan yang tak mampu di redam Polsek Batauga. Bahkan ada indikasi pembiaran saat itu.
“Dengan ini kami meminta Kapolsek Batuga untuk dicopot dari jabatannya karna kami nilai beliau tidakampu memberi perlindungan keaman kepada setiap warga negara yang menyampaikan hak hukumnya di depan umum di wilayah hukumnya.
Kericuhan saat demo terjadi karna saling mendorong antara aparat keamanan dan peserta aksi dan terjadi gesekan yang pada ahirnya pihak kepolisianelakukan pembubaran dengan cara yang tidak beradab. Bahkan beberapa mahasiswa diseret dan dipukul dengan pentungan oleh oknum anggota Polres Buton. (adm)