BANJARMASIN, TRIBUNBUTON.COM, Yhd
Warek IPDN Prof. Dr Hasan Effendi saat menjadi pembedah buku Polima Gema Pancasila Dari Baubau, menyebutkan Polima dan Pancasila itu adalah pertemuan kakek dan cucu. Betapa tidak nilai sarapataanguna yang terkandung dalam polima yang berlaku sejak ratusan tahun silam di Buton rupanya memiliki kesamaan nilai.
Polima adalah aspek nilai universal yang mengatur etika dan moral yang memiliki relevansi dengan revolusi mental. Misalnya Pomaamasiaka (saling menyayangi antara sesama), popiapiara (saling memelihara), pomaemaeyaka (saling memiliki rasa malu), poangka-angkataka (saling menghargai, dan pobinci-binciki kuli (tenggang rasa).
Di Ballroom Venus 2 Hotel Golden Tulip Banjarmasin, digelar bedah buku Polima Gema Pancasila Dari Baubau karya Dr H AS Tamrin MH. Ini adalah rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2020 yang salah satunya mendorong budaya dalam pembangunan pemerintahan.
Polima adalah nilai moral dan etika yang lahir sejak ratusan tahun lalu di Kesultanan Buton tetapi memiliki relevansi dengan nilai baru pancasila yang berlaku saat ini di Indonesia.
“Ini sebetulnya pertemuan antara kakek dan nenek,” ujarnya.
Bedah Buku Polima dihadiri 250 peserta, terdiri dari Masyarakat Kerukunan Sulawesi Tenggara (KKST) Banjarmasin, unsur Forkominda, Srikandi Polima, PWI Sultra, dan sejumlah OPD lingkup Penkot Baubau. Bedah buku berlangsung dimoderatoru Sekda Kota Baubau Dr Roni Muchtar MPd. Pembedah lainnya yakni Prof Dr Ermaya Surahdinata SH MH, Guru Besar Institut Pegawai Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, dan Direktur Pascasarjana IPDN Dr Sampara Lukman MA.(*)