BAUBAU, TRIBUN BUTON
Kepala Kantor Kementerian Agama Propinsi Sulawesi Tenggara Fesal
Musaad, S. Pd., M. Pd mengadakan kunjungan kerja ke Kota Baubau
sekaligus Silaturahim dan tatap muka dengan, Aparatur Sipil Negara
(ASN) Lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Baubau.
Kehadiran Bapak nomor satu di Kemenag Sultra ini merupakan kunjungan
perdana beliau usai dilantik beberapa waktu lalu di Jakarta
(17/01/2020), tentunya disambut dengan suka cita.
Banyak hal wejangan yang beliau sampaikankan saat memberikan sambutan,
beliau berharap agar seluruh ASN untuk selalu bekerja cerdas dan jaga
kekompakan sesama ASN.
Silaturahim dan tatap muka juga dihadiri Kepala Kemenag Buton Selatan,
Buton Tengah, Buton, Wakatobi, Darma Wanita Persatuan Kantor Kemenag
Baubau, Ketua MUI Kota Baubau, Majelis Taklim, Penyuluh Agama Non PNS,
Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat serta Pengurus Ormas Kepemudaan Islam
bertempat di Aula MAN Baubau beberapa waktu lalu .
Fesal Musaad menyebutkan, Kota Baubau dikenal sebagai Kota bersejarah,
“punya Keraton, memiliki Benteng terpanjang/ terluas di Dunia,
dianggap kota religius dan agamais, punya sejarah yang begitu hebat.
Kota Baubau itu pintu masuk di Sulawesi Tenggara. Itulah ketertarikan
saya datang kesini, karena pintunya Sultra itu ada di Baubau,
“ungkapnya.
Sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Prov. Sulawesi Tenggara,
Dirinya ingin mencari berka saja di tanah Buton. “ Semoga kita sehat,
panjang umur, Mudah- mudahan masyarakat dan ASN lingkup Kanwil Agama
Se – Sultra dapat menerima saya untuk dapat membangun sultra bersama-
sama. Bekerja melayani, membangun umat bangsa dan Negara Indonesia,
“paparnya.
Dia berpesan kepada ASN Kemenag Kota Baubau dan ASN Kemenag Se-
Propinsi Sultra,agar mempunyai 5 budaya kerja. Misalnya ada nilai
integritas, ada nilai profesionalitas, inovasi, keteladanan dan
tanggung jawab “ ingat kita satu- satunya kementerian di Indonesia
yang ada kata agama. Karena itu tentu pesan nilai yang akan saya
berikan pada ASN tidak hanya di Kota Baubau, tetapi dimana saja berada
untuk terus kedepankan saling menyayangi, saling menolong, membantu,
mengisi kekurangan dan saling menghargai. Bukan saling menuduh,
menyalahkan dan saling merusak,”terangnya.
Menurutnya jika nilai itu tertanam dalam diri kita, tentu bisa
membangun istitusi Kementerian Agama sebagai pusat pendidikan agama
dan keagamaan bermutu, sebagai pusat kerukunan, pusat keunggulan
penyelenggaraan Ibadah Haji yang terpercaya dan akuntabel, kemudian
kita bisa mewujudkan reformasi birokrasi dan bisa memberikan pelayanan
terbaik pada umat/ masyarakat yang membutuhkan layanan Kemenag untuk
memenuhi prinsip birokrasi; cepat, tepat, murah.