SURABAYA, TRIBUNBUTON.COM, Rial
Anggota DPRD Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan studi banding selama empat hari di Kota Surabaya, Jawa Timur. Lima Anggota DPRD Wakatobi ini menyempatkan bertemu dan berdiskusi dengan perwakilan mahasiswa Wakatobi Surabaya yang berkecimpung di bidang Teknologi Tepat Guna (TTG).
Salah satu anggota DPRD Dapil Tomia, Muh Ikbal, dari Komisi Pendidikan, mengatakan perlu dibentuk desa percontohan di Wakatobi melalui pendekatan TTG. Dengan demikian TTG kiranya bisa diaplikasikan untuk mengembangkan potensi perekonomian desa.
“Lalu kemudian akan menjadi contoh desa-desa yang lain. Lewat tangan-tangan mahasiswa saya yakin kita bisa mewujudkan itu. Inshaallah dalam waktu dekat ini kita akan wujudkan, saya siap mendampingi teman-teman mahasiswa,” ujarnya.
Menurut dia, mahasiswa memiliki banyak ide, gagasan dan kreativitas. Inilah kemudian yang menjadi alasan mengapa kelima anggota DPRD Wakatobi ini menemui perwakilan Mahasiswa Wakatobi Surabaya untuk diskusi penting, Selasa 14 Januari 2020.
Kelima Anggota DPRD Wakatobi itu di antaranya, Muh Ikbal, Jamaludin, Haerudin Daud dan Mahaludin. Sedangkan perwakilan Mahasiswa Wakatobi Surabaya yang terlibat diskusi, di dalam penelitiannya berkecimpung pada Teknologi Tepat Guna (TTG).
Keduanya yakni Ir Bambang Sardi ST MT IPP yang saat ini sedang menempuh studi S3 di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) dan Rial Hadi Rahmawan mahasiswa S1 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag). Bambang menjelaskan kalau saat ini ia seedang meneliti energi terbarukan plastik dan batubara dikonversi menjadi minyak tanah.
“Kami telah lama mengaplikasikan beberapa TTG di Sulawesi Tengah dan sudah saatnya kami memberikan ide kami kepada kampung halaman,” katanya.
Jamaludin, anggota DPRD Dapil Binongko, mengapresiasi ide dari mahasiswa Wakatobi Surabaya. Menurutnya banyak mahasiswa Wakatobi yang cerdas di luar daerah ilmu pengetahuannya bisa bermanfaat untuk kampung halamannya.
“Di Binongko masalah yang urgen adalah air bersih, dengan hadirnya mahasiswa dan lembaga penelitian kampus kita bisa bekerjasama menangani itu,” katanya.
Begitu juga dua orang perwakilan dapil Kaledupa, merasa perlu adanya diskusi dengan mahasiswa membahas apa saja yang bisa kita berikan kepada masyarakat. “Di Kaledupa hal-hal yang sederhana bisa kita terapkan, salah satunya penanganan air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dari ide-ide yang diberikan mahasiswa menjadi Rahmat bagi kami,” ungkap Mahaludin.
Sama halnya dengan Haerudin Daud, menurut dia, teknologi sangat bagus untuk meningkatkan perekonomian dengan mengelola potensi yang ada menjadi poduk yang bermanfaat dan bernilai tinggi dari sebelumnya.(**)
EDITOR: Yuhandri Hardiman