BAUBAU, TRIBUN BUTON (MSA)
HADIRKAN investor lokal, Kapolsek Sorawolio dan Danki 725 Senapan A (TNI-POLRI) bersama Lurah Kaisabu membagikan bibit porang. Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies amorphophallus muelleri.
Dilansir dari laman resmi Kementrian Pertanian, Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental. Bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.
Kapolsek Sorawolio Ipda Busrol Kamal, menjelaskan kegiatan merupakan wujud bahwa TNI-POLRI tidak hanya sebagai penegak hukum. Tetapi juga dapat memberikan manfaat dengan mensejahterakan masyarakat khususnya Kelurahan Kaisabu Baru dengan menghadirkan investor.
“Ini merupakan kerjasama TNI-POLRI bersama pihak Kelurahan Kaisabu Baru,” ujarnya.
Dia berharap dengan adanya bantuan itu bisa lebih memajukan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Kelurahan Kaisabu Baru Kecamatan Sorawolio.
Musni selaku investor menjelaskan, pemberian bibit porang merupakan kali pertama di Sulawesi Tenggara khususnya di Kota Baubau. Selain itu tanaman tersebut alami tanpa memerlukan perawatan khusus seperti pupuk kandang ataupun kimia.
“Taman porang ini merupakan tanaman ekspor yang memiliki nilai jual tinggi”, ringkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Kaisabu Baru Arianto menyampaikan pihaknya menyambut baik dengan adanya bantuan saat itu. “Ini merupakan tanaman yang tidak disukai hama babi namun memiliki nilai jual tinggi, apalagi masalah terbesar para petani khususnya di Kaisabu Baru yaitu hama babi”, tuturnya.
Dia juga berharap agar kedepannya dengan adanya bantuan seperti saat ini bisa lebih memajukan dan mensejahterakan masyarakat Kelurahan Kaisabu Baru. Untuk diketahui, tanaman yang masih jarang di budidayakan ini juga memiliki manfaat untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan “jelly” yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.
Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar. Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.(#)