BAUBAU, TRIBUN BUTON (Mira)
Walikota Baubau, Dr AS Tamrin MH, berharap penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo), dapat menjadi pintu menuju Provinsi Kepulauan Buton. Hal ini disampaikan pada konverensi pers, Minggu 1 November 2019.
“Saya meminta agar hal itu tidak dipolemikan tetapi lebih bersyukur, kemudian ini juga diharapkan dapat menjadi pintu dan spirit untuk menuju Provinsi Kepulauan Buton,”kata Tamrin didampingi Ketua Tim Pengkaji Peneliti Pahlawan Daerah (TP2D) Dr Tasrifin Tahara, dalam konfrensi pers di Baubau, Minggu 01 Desember 2019.
Secara singkat, AS Tamrin menceritakan awal pengusulan Oputa Yi Koo sebagai pahlawan nasional. Kemudian setelah disetujui, dia lalu meminta tim untuk menelusuri ahli waris, karena dalam nominasi penerimaan tanda penghargaan tersebut pengusul dan ahli waris diminta harus hadir.
“Jadi ketika disampaikan begitu, saya meminta tim untuk menelusuri siapa ahli waris. Rupanya Pak Ali Mazi salah satu dari sekian banyak ahli waris,” ujarnya
AS Tamrin juga menjelaskan bahwasanya dia hanya membuka jalan dan tidak ingin menjadi sebagai, tetapi sudah cukup bersyukur karena ada pahlawan nasional dari Sultra yang merupakan tokoh dari Buton jadi dia beeharap semua ahli waris juga bersyukur dengan itu. Dia juga tidak bermaksud meminggirkan siapa-siapa, namun semua masyarakat Kepulauan Buton patut berbangga karena memiliki pahlawan Nasional dari Buton meskipun labelnya Sulawesi Tenggara.
AS Tamrin menjelaskan, ahli waris tidak mesti trah kerajaan, melainkan juga ahli waris secara pribadinya sultan itu sendiri. Menurut dia, ahli waris sultan Buton tidak harus trah sultan seperti di Yogyakarta ada Sultan Hamengku Buwono I,II,III dan seterusnya, sehingga Ali Mazi memenuhi syarat dalam ahli waris La Karambau atau Oputa Yi Koo sebagai tetesan darah dari beliau.
Sebagai wujud rasa syukur atas ditetapkan Oputa Yi Koo sebagai pahlawan nasional, ia telah berbicara dengan Gubernur Ali Mazi akan menggelar acara ritual dan baca doa dengan mengundang para pihak-pihak.
Sementara itu, Ketua Tim Pengkaji Peneliti Pahlawan Daerah, Dr Tasrifin Tahara mengatakan, pihaknya telah bekerja membentuk tim dengan melibatkan unsur tokoh masyarakat, akademisi, tokoh adat, Sultan Izat Manarfa, komponen-komponen yang memenuhi syarat, serta orang-orang yang pernah terlibat sebelumnya. Kata dia, soal ahli waris sebenarnya pihaknya melakukan riset yang panjang seperti menghubungi informan beberapa tokoh-tokoh masyarakat.
“Jadi tidak bisa kita klaim bahwasanya ini milik kami dan ini milik kamu, karena masing-masing orang punya pegangan,”singkat Tasrifin.
Tasrifin menjelaskan, ingatan yang ada pada informan pihaknya mencocokan dengan naskah yang ditelusuri di rumah pribadi Pak Mulku Zahari yang menyimpan naskah-naskah kesultanan Buton. Menurutnya hal itu bisa konek antara pengetahuan informan dengan naskah.
Kemudian, adanya yang menyampaikan kalau ahli waris harus berdasarkan keturunan sultan, kata dia, tidak seperti itu, karena sistem pemilihan sultan Buton berbeda dengan di Jawa. Sehingga bisa jadi dalam trah Sultan Himayatuddin itu trahnya tidak lagi menjabat sebagai sultan dan silsilah dalam istana atau dikamali Keraton Buton orang itu tidak tercantum lagi.
“TP2D itu menelusuri langsung dari ahli waris dari turunan secara pribadi Sultan Himayatuddin. Jadi kebetulan Sultan Himayatuddin itu adalah Sultan Buton ke-20 dan ke-23. Dan kebetulan Ali Mazi itu adalah generasi ke-9 dari pihak ibu beliau sebagai turunan Sultan Himayatuddin,” katanya.
Jadi kata Tasrifin, riak-riak yang selama ini ada di masyarakat harusnya bersyukur, karena sudah memiliki tokoh yang bisa diterima secara nasional dan ada Keputusan Presiden (Keppres) yang menguatkan, sehingga secara pribadi sebagai orang Buton bisalah dihitung secara nasional.
“karena kita sudah punya satu identitas tokoh,” tambah Tasrifin yang juga dosen Unhas Makassar ini.
Kemudian, lanjut dia, dengan ditetapkannya Oputa Yi Koo sebagai pahlawan nasional tersebut diharapkan bisa menjadi tokoh pemersatu dan juga menjadi harapan untuk terbentuknya Provinsi Kepulauan Buton.(*)