YOKYAKARTA, TRIBUN BUTON (Mira)
Keluarga Mahasiswa Baubau Yokyakarta, menjadi peserta karnaval pelangi budaya Bumi Merapi, di Kabupaten Sleman, Daerah istimewa Yokyakarta. Dengan busana sentuhan budaya Buton, yang juga diiringi dengan tarian kalambe bosu, 30 mahasiswa ini banjir tepuk tangan dari pengunjung karnaval yang digelar pada Minggu, 19 Oktober 2019.
Acara yang diselenggarakan setiap tahun ini, dibuka secara resmi oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo. Dalam sambutannya, Sri Purnomo menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud nyata dari rasa cinta yang tinggi terhadap dunia kesenian dan budaya serta upaya untuk melestarikannya.
Karnaval tahun 2019 dengan tema Ning Nong Ning Gung ini, dimulai dari Lapangan Tridadi menuju Lapangan Pemda Sleman. Dengan Peserta karnaval yang berjumlah 60 barisan berasal dari pelajar dan mahasiswa daerah, kelompok seni, maupun paguyuban masyarakat.
Sedangkan untuk kelompok mahasiswa sendiri, hampir seluruh daerah di Indonesia terlibat dalam karnaval ini. Maklum, Kabupaten Sleman sejatinya merupakan rumah bagi kampus-kampus besar di Tanah Air, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia, dan lain-lain.
Keluarga Mahasiswa Baubau Yogyakarta (KMBY) mendapat kepercayaan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman untuk mewakili peserta asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Sekitar 30 peserta memakai pakaian adat maupun sentuhan Buton juga menampilkan tarian Kalambe Bosu.
Para penonton mendecak kagum dan bertepuk tangan riuh atas penampilan KMBY yang diiringi musik dan pembacaan sejarah Buton oleh MC acara.
Alim Fatha, Ketua KMBY menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemda Kabupaten Sleman yang telah memberi kesempatan kepada Kota Baubau maupun Sultra pada umumnya untuk ikut serta dalam Karnaval Pelangi Budaya Bumi Merapi.
“Semoga di tahun-tahun berikutnya kami dapat diberikan kepercayaan lagi untuk berpartisipasi pada kegiatan serupa yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.”, tutur Mahasiswa Akuntansi Universitas Ahmad Dahlan ini.
Alam Nashrul SE, Ketua MPO KMBY juga mengingatkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud dari representasi budaya Buton maupun Sulawesi Tenggara di tanah rantau oleh mahasiswa. jadi KMBY tidak selalu tentang silaturahmi dan kaderisasi saja, tetapi juga bisa menjadi representasi seni budaya sehingga Buton dapat dikenal sebagai salah satu keaneka ragaman budaya bangsa.
“Jadi hal ini kita dukung”, ungkap Mahasiswa Magister Ekonomika Pembangunan Universitas Gadjah Mada tersebut.(*)