ARHAWI: EVENT BUDAYA MEMPERKUAT POSISI WAKATOBI DI 10 DESTINASI PARIWISATA PRIORITAS NASIONAL

814
Bupati Wakatobi, Wakil Bupati Wakatobi bersama Sultan Buton dan perwakilan Forkopinda pada pembukaan FBK di pulau Kaledupa. FOTO Duriani/Tribunbuton

WAKATOBI, TRIBUN BUTON (Duriani)

Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) H Arhawi SE.MM, mengungkapkan jika pemerintah selalu konsisten dalam pelaksnaan sejumlah event budaya di Kabupaten Wakatobi.

Selain sebagai bagian dari komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan budaya. Penyelenggaraan sejumlah event budaya, semakin memperkokoh posisi Wakatobi sebagai sepuluh destinasi pariwisata prioritas di Indonesia.

“Saya ingin sampaikan bahwa even budaya seperti Festival Bharata Kahedupa (FBK), juga sebagai ajang menggerakkan silaturrahmi masyarakat. Baik yang berada di Kaledupa maupun di luar Kaledupa, sehingga memberikan dampak positif terhadap pemeliharaan nilai-nilai budaya daerah maupun dampak ekonomi masyarakat,” ungkap Arhawi, saat membuka event FBK, Selasa (17/9/2019).

FBK Tahun 2019 yang mengusung tema “Membangun eksistensi masyarakat hukum adat dalam mendukung pengembangan pariwisata pulau Kaledupa” Arhawi, menyampaikan poin-poin tambahan manfaat penyelenggaraan sejumlah event budaya.

“FBK ini juga merupakan bagian dari upaya mempromosikan secara evektif kepariwisataan di Wakatobi khususnya pulau Kaledupa,” ucap Bupati Wakatobi.

Penyelenggaraan sejumlah event budaya khususnya FBK di Kaledupa lanjut Arhawi, sebagai wahana yang tepat bagi seluruh masyarakat untuk menumbuhkan apresiasi dan mengepresikan kebanggaan terhadap keseluruhan aset dan perbendaharaan budaya.

“Pelaksanaan event ini untuk mengaktualisasikan segenap potensi kebudayaan yang dimiliki masyarakat kita yang saat ini mulai terlupakan,” Arhawi, menjelaskan.

Arhawi, menambahkan jika ajang FBK menjadi instrumen untuk memupuk dan tumbuh kembangkan integritas sosial masyarakat dan simpul bersama.

Hadir dalam pembukaan FBK itu antara lain Sultan Buton, perwakilan Forkopinda dan ribuan masyarakat pulau Kaledupa. (*)