WAKATOBI, TRIBUN BUTON (Duriani)
Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), H Arhawi SE MM,
mengatakan Pemkab Wakatobi selalu berupaya agar semua desa yang saling berdekatan dibangunkan pasar. Hal itu diungkapkan saat meresmikan pasar penunjang di Waetuno, Selasa (20/8/2019).
Arhawi, menjelaskan jika pasar rakyat yang dibangun pemerintah harus dimanfaatkan masyarakat. Sehingga perputaran dan peningkatan ekonomi di desa meningkat dari hari ke hari. “Pasar tidak akan hidup jika masyarakat tidak aktivitas pemanfaatan,” jelasnya.
Kewajiban pemerintah lanjut Arhawi, perlahan mulai terjawab. Dengan menyediakan infrastruktur penunjang aktivitas seperti pasar. Begitu pula kebutuhan lain yang masih berhubungan dengan pasar. Masyarakat dituntut untuk kreatif sehingga fasilitas itu bisa termanfaatkan. Begitu pula masyarakat yang membutuhkan tambahan modal, pemerintah sudah siapkan.
“Pasar kita sudah bangun. Masyarakat yang membutuhkan tambahan modal juga sudah disiapkan. Yakni dengan memohon pinjaman di Bank, dimana masyarakat hanya mengembalikan modal karena bunganya dibayar pemerintah. Silahkan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan pihak Bank. Saat ini sudah ada 6000 orang melakukan pinjaman di Bank,” himbau Bupati Wakatobi.
Arhawi, mengungkapkan jika program Pemkab Wakatobi membebaskan bunga pinjaman didasari atas kepedulian pemerintah terhadap masyarakat pedagang. Dimana pedagang diberatkan dengan bunga pinjaman disejumlah lembaga keuangan.
“Lahirnya program bebas bunga pinjaman karena disemua wilayah di Wakatobi, masyarakat diberatkan bunga pinjaman dari renteiner maupun koperasi. Manfaatkanlah program ini sehingga bisa membantu usaha-usaha bapak dan ibu,” ajak Arhawi.
Pada kesempatan itu juga, Arhawi, mengajak masyarakat agar kebersihan pasar selalu dijaga. Hal itu berkaitan dengan status Wakatobi sebagai daerah pariwisata.
“Selain daerah kita sebagai kawasan taman nasional. Daerah kita Wakatobi juga sebagai daerah pariwisata. Sehingga tugas kita jika beraktivitas di pasar harus selalu diperhatikan dan meminimalisir penggunaan sampah plastik,” himbau Arhawi. (*)