BAUBAU, TRIBUNBUTON (M.S.A)
Hari ketiga Gerak Jalan Indah (GJI) diwarnai dengan aksi saling dorong antara petugas keamanan dengan barisan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Baubau. Hal ini dipicu barisan HMI usai mengikuti GJI lantas menuju panggung penghormatan sambil melakukan orasi.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Baubau yang melihat hal tersebut, langsung melakukan pengamanan dengan memaksa mundur barisan HMI saat itu. Tak terima di perlakukan demikian, HMI tetap memaksa sambil memaksa masuk sehingga terjadi aksi dorong antar keduanya.
Salah satu kader HMI yang tidak diketahui namanya menyampaikan, pihaknya akan segera memasukan surat untuk melakukan aksi. Dimana, pihaknya merasa terdiskriminasi atas kejadian saat itu.
“Kenapa yang lain bisa melakukan variasi kami tidak bisa” tuturnya saat di temui awak media.
Menanggapi hal tersebut Walikota Baubau menyampaikan, selaku alumni HMI, dirinya merasa kecewa pada pengkaderan HMI. Dimana menurut dia, HMI merupakan kader bangsa dan kader umat yang seharusnya ke Indonesiaan dan ke umatannya harus satu .
“Saya kecewa, masih banyak hari kalau mau demo jangan pinjam panggungnya orang”, jelasnya.
Dia juga menambahkan, turunnya dirinya dari atas panggung bukan sebagai siapa tetapi sebagai seorang kakak yang juga pernah berkader di HMI.
“Saya sangat sesalkan, rupanya kader HMI sekarang tidak pandai mencari moment untuk menyampaikan aspirasinya”, tutupnya.
Dari data di lapangan, sebelum memasuki garis variasi dan penghormatan, pihak Pol PP sdh lebih dulu mengamankan spanduk kritis yang diduga akan digunakan saat akan melakukan variasi. Terkait tidak di perbolehkannya melakukan variasi, dari pantauan Tribun Buton (tribunbuton.com) juga terdapat beberapa barisan GJI yang tidak diperkenankan melakukan variasi karena alasan tertentu.