‘FIRE DANGEROUS SYSTEM’ BELUM DETEKSI TITIK API DI KEPTON

467
Syahbani

BAUBAU, TRIBUNBUTON (Herlin)

TITIK api di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Buton belum terpantau oleh satelit hotspot modis aqua dan tera. Hal ini dijelaskan Kepala Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Baubau.

Kepala Stasiun BMKG Baubau, Syahbani menjelaskan, satelit yang biasa dipakai di Indonesia tidak cukup hanya satu saja. BMKG wilayah hotsoptnya itu  ada beberapa satelitnya seperti tera dan aqua dari badan cuaca Amerika dan satelit himawari yang di miliki oleh Jepang.

“Wilayah Kota Baubau seminggu terakhir saya lihat belum ada tanda tanda titik api, tapi untuk hari ini saya belum lihat datanya,” ungkapnya ditemui di ruangannya, Jumat 26 Juli 2019.

Lanjut, pria kelahiran Bogor ini menambahkan. Untuk mendeteksi titik api, BMKG juga menyediakan data yang dibantu LAPAN. Namun, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nasional Indonesia memiliki sisten peringatan dini kebakaran yang salah satunya data wilayah dari Indonesia.

“Ada satu lagi data yaitu Fire Danger Rating System (FDRS), itu bisa memantau potensi kebakaran hutan berdasar dari data suhu udara dan kelembaban. Apabila suhu dan kelembaban itu mendukung terjadinya kebakaran, dia akan menununjukan tanda merah sperti di Kota Baubau yang tidak pernah diguyur hujan,” jelasnya.

Meskipun begitu, pihak BMKG akan memantau terus titik api melalui BMKG pusat dengan melakukan antisipasi dengan membrikan data yang ada untuk dilaniutkan ke instansi terkait  seperti BPBD dan Kementerian  alingkungan Hidup di bantu juga oleh TNI-Polri beserta Basarnas untuk menurun kan timnya yang ada di  Buton dan sekitarnya untuk mengecek kelokasi dahulu, karena BMKG tirak memeiliki wewenang untuk turun kelapangan hanya memberi data informasi.(*)

Editor: Putra