BAUBAU, TRIBUN BUTON Pemerintah Kota Baubau menggelar Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke 111 di halaman kantor Walikota Baubau. Upacara peringatan hari kebangkitan nasional bertemakan Bangkit untuk bersatu.
Walikota Baubau, Dr H AS tamrin MH, dalam pidatonya membacakan sumpah palapa yang ditemukan pada kitab pararaton tertulis yakni sirah Gaja Mada Mahapatih, Amungkubumi tan ayun amuktia palapa, sirah gaja madah: lamun huwus kalah nusantara issun mukti palapa, lamun kalah rung gurun, ring seran, tanjung pura, ring haru, ring pahang, dampo, ring bali, sunda, Palembang, Tumasik, Samana Issun Amukti Palapa.
Meski ada banyak versi tafsiran atas teks tersebut, terutama tentang apa yang dimaksud dengan “amukti palapa”, dan meski sampai saat ini belum diperoleh pengetahuan yang pasti, umumnya para ahli sepakat bahwa amukti palapa berarti sesuatu yang berkaitan dengan kasenangan diri sang Mahapatih Gajah Mada atau ia tidak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan nusantara.
“Sumpah Palapa tersebut merupakan embrio paling kuat bagi janin persatuan Indonsia. Wilayah Nusantara yang disatukan oleh Gajah Mada telah menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional kita untuk mengikat wilayah Indonaia seperti yang secara dejureterwujud dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini,” jelas AS tamrin mengawali pidatonya.
Menurutnya, memperingatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 111 kali ini, sangat relevan jika dimaknai dengan teks Sumpah Palapa tersebut Karna berada dalam situasi pasca pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat.
Meski mengaspirasikan pilihan yang berbeda beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti di niatkan untuk kebaikan bangsa. “Oleh sebab itu tak ada salahanya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita,” katanya. Dengan harapan tersebut, kiranya sangat relevan apabila peringatan Hari Kebangkitan Nasional, disematkan tema “Bangkit Untuk Bersatu”. Kebangkitan untuk Persatuan. “Bangsa ini adalah bangsa yang besar, Yang telah mampu terus menghidupi semangat persatuannya selama berabad abad. Kuncinya ada dalam dwilingga,” ungkapnya.(Mira)