BAUBAU, TRIBUN BUTON
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disbud) Rayon Baubau-Buton Selatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara La Jaman, menilai bahwa wacana yang dicanangkan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Sandiaga Uno, akan menghancurkan negara ini.
Hal itu diungkapkan La Jaman bukan tanpa alasan, namun dikarenakan selama ini UN merupakan tolak ukur untuk melihat dan menilai keberhasilan pendidikan di Republik Indonesia.
“Tetapi jika UN ini dicabut, mungkin ada hal lain sebagai indikator. Itukan hanya wacana, seperti bagaimana cara agar orang menjual sayur agar sayurnya itu laku. Contoh semua pelaku politik memiliki wacana yang sama seperti ini, hancur negara,” katanya saat ditemui Rabu (20/3/2019).
Namun meski begitu lanjut La Jaman, siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia kedepannya, sebagai negara birokrasi maka peraturan apapun yang dikeluarkaan oleh pemerintah pusat harus diikuti apapun konsekuensinya.
“Itu baru berupa wacana, berarti belum ada peraturan pemerintah nya. Kalau sudah dibuatkan peraturan pemerintahnya, maka kami akan merujuk pada peraturan pemerintah. Kedepan siapapun yang jadi presiden dan menyatakan bahwa ujian nasional akan dihapuskan ya silahkan, konsekuensi dan tanggungjawab akan kembali pada pemerintah pusat,” jelas La Jaman.
Ditambahkan, saat ini pihaknya hanya menjalankan apa yang menjadi peraturan pemerintah, dimana UN tetap akan dijalankan, selama peraturan tersebut belum ada perubahan secara resmi dari pemerintah pusat.
“Pendidikan mengarah pada aturann yang jelas, kalau satndar pendidikan itu masih ada (UN), tidak mungkin kita rubah, karena itu belum dicabut. Meskipun orang berbicara ini itu, tapi kan presiden kita masih Jokowi. Jadi saya mengajak kepada semua guru maupun siswa, tidak boleh kita mencampuri urusan politik,” tutupnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Cawapres Nomor Urut 2 Sandiaga Uno menyatakan bakal menghapus UN jika ia bersama Prabowo Subiantio terpilih menjadi Presiden Periode 2019-2024, tanpa menjelaskan alasan dibalik wacana tersebut.
Dan tidak butuh waktu lama, hal itupun langsung menjadi perbincangan masyarakat Indonesia dan menjadi isu seksi di dunia pendidikan.
Sedangkan dilansir dari CNN Indonesia, pengamat pendidikan Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena) Budi Trikoryanto tidak setuju terkait penghapusan UN.
Dianggapnya, meski penyelenggaran UN masih bobrok, namun diperlukan untuk evaluasi pendidikan di Indonesia, dimana hal yang harus dilakukan adalah pembenahan dan penerapan sistem yang lebih baik, bukannya penghapusan.(LD Adrian)