JAKARTA, TRIBUNBUTON.COM – Peneliti dari Forum Masyarakat Pemerhati Parlemen Indonesia (Formappi). Menemukan banyak dinamika selama tahapan Pemilu 2024 berjalan. Khususnya formasi calon legislatif semua parpol peserta Pemilu.
Menariknya, tentu semua parpol memiliki strategi untuk meraih simpati masyarakat pemilih. Strategi itu antara lain dengan memasukan figur-figur yang bisa menjadi lokomotif pencari dukungan suara.
Peneliti dari Formappi, Lucius Karus, mengatakan dalam DCS yang dirilis KPU RI. Pihaknya menemukan ada 95 caleg berasal dari kalangan pesohor atau selebritas seperti musisi, aktor hingga komedian.
Menurut pria asal NTT tersebut. Parpol masih mengandalkan caleg dari kalangan pesohor untuk meraup suara.
Kehadiran pesohor lanjut Lucius Karus, menjadi andalan parpol di tengah tuntutan meraih dukungan pemilih. Popularitas bisa sangat membantu mendongkrak suara calon hingga parpol.
“Bahayanya jika popularitas saja yang diandalan, sulit berharap kinerja pesohor ini bisa memberikan sumbangsih saat di parlemen,” ujar Lucius Karus.
Lucius, mengungkapkan pihaknya juga menemukan 50 caleg yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pejabat tertentu. Hubungan kekerabatan itu menandakan adanya dinasti politik.
Meski tidak selalu jelek, dinasti politik ini tetap saja mengindikasikan untuk meneruskan kekuasaan pada penerus dari kerabat sendiri.
Politik dinasti lanjut Lucius, memang tidak dilarang, tetapi juga tak berarti dibolehkan. Kekerabatan politik akan mengkonsolidasikan kekuasaan di sekitar dapur keluarga tertentu.
“Ini akan menutup ruang publik terhadap akses masyarakat umum yang mampu untuk merengkuh kekuasaan. Dengan kata lain, politik kekerabatan adalah amunisi bagi oligarki politik,” ungkapnya. (Tribunbuton.com/adm)