BUSEL, TRIBUNBUTON.COM, Yhd
Pemerintah Kabupaten Buton Selatan didesak untuk memindahkan Pasar Sampolawa dari Jaya Bakti ke Kelurahan Todombulu, Lingkungan Lapola. Dikhawatirkan pasar yang dibangun dari APBM dan DAK tahun 2016 denga anggaran Rp 7 Milliyar itu akan dimakan rayap.
Menteri Kajian Isu Strategis BEM Unidayan, Rahman Ruwia, sekaligus aktivis HMI Cabang Baubau dan putra daerah Kecamatan Sampolawa, mengatakan Pemda Busel sekiranya melakukan pemindahan saat Pandemik Covid 19 selesai. Selain itu juga, terjadi pro kontra di kalangan masyarakat untuk pindah dari pasar kecamatan ke Todombu.
“Jika Pemda Busel tidak secepatnya mengambil langkah, maka takutnya yang akan terjadi pasar yang di bangun dan menelan anggran Rp 7 Miliar dari alokasi dana APBN DAK tahun 2016 akan di makan rayap dan tergores oleh usia,” jelasnya via rilis, Kamis 30 April 2020.
Pro kontra masyarakat untuk pindah dari Pasar Kecamatan ke Kelurahan Todombulu diduga karena lost yang dibangun di pasar Kelurahan Todombulu itu hanya 48 kios. Sedangkan penjual yang ada di pasar di kecamatan lebih dari itu.
Ada pula masyarakat yang tidak mau pindah karena sudah memiliki ruko permanen sekaligus tempat tinggal. Selain itu, sebagian tanah di depan kintal pasar masih milik masyarakat.
“Ini yang harus di selesaikan oleh pemerintah daerah dan disosialisakan lagi secara masif kepada masyarakat,” jelasnya.
Rahman Ruwia juga menjelaskan, kebijakan membangun pasar di Kelurahan Todombulu masih di zaman Plt Bupati Buton Selatan Faizal SE MS, sekaligus peletak batu pertama. Maka ini harusnya sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban bupati definitif Buton Selatan untuk melanjutkan program.
Pasar merupakan pusat perekonomian masyarakat. Jika dipindahkan dinilai ada terobosan baru.
“Pemerintah Kecamatan Sampolawa bisa melakukan terebosan baru dengan mengadakan setiap hari pasar sehingga menambah geliat perputaran ekonomi di Kecamatan Sampolawa bisa meningkat,” tutupnya.(*)