SAYA berpikir keras apa yang akan terjadi, karena katanya ada bayi baru lahir malam ini di Saumlaki dan langsung bisa bicara. Tetapi benar saja, saya melihat orang pada berlarian tergopoh-gopoh cari telur di saat saya sedang berdebat membahas bayi yang baru lahir dan berpesan agar makan telur rebus. (***)
YUHANDRI HARDIMAN, BAUBAU
PANIK membuat kita tidak bisa berpikir rasional ditambah dengan narasi yang berbau ajaib malam ini. Perintahnya makan telur rebus sebelum pukul 00.00 Wita, di zaman nabi tidak ada yang perintah makan telur rebus. Tetapi terjadi kepanikan massal malam ini.
“Ini benar lah, keluargaku yang melahirkan ini. Saya kasitau karena saya anggap kamu keluargaku,” haduuuhhh deelah, inimi yang bunuh Rambo.
Saya sedikit berkelakar dalam pembicaraan itu, bolehkah dicampur mi siram kayaknya enak. “Ah kamu ini tidak percaya eee, keluargaku ini,” kata temanku itu.
Saya berdebat dari pukul 23.20 Wita dan saya melihat jam, sudah menunjukan pukul 23.40 Wita. Saya bertanya lagi, kenapa bukan disuruh baca quran saja kah? Atau disuruh rental motor atau mobil biar tidak sepi pemasukan, agak melucu.
Serangkaian cara untuk menguji fakta saya lakukan. Misalnya meminta menghubungi langsung keluarganya yang melahirkan itu, karena ini berita unik dan menarik. Tetapi ia tidak bisa hubungi karena di pedalaman.
Saya mencari di google siapa tahu ada berita dari media di Maluku tentang keajaiban bayi baru lahir langsung bisa bicara ajak makan telur rebus. Rupanya tidak ada satu berita pun di sana soal bayi lahir langsung bicara.
Saya search di youtube malah banyak vidio tentang bayi bisa bicara, haduuh…! Lagi 10 menit, saya telepon orang di rumah, langsung dibalas dengan screen shoot dari berbagai perbincangan di Media Sosial Facebokk (FB) tentang isu hoax perintah makan telur dari seorang yang bayi baru lahir. Hhhhhhh.
“Oh iya ya, kenapa tidak buka FB dari tadi”.
Di FB rupanya sedang ramai membahas soal pesan makan telur dari bayi baru lahir. Bedanya, ini bukan di Saumlaki, melainkan di Singkawang Kalimantan Barat.
Malah dari Singkawang pesannya makan telur rebus dua biji malam ini, Rabu malam 25 Maret 2020 kalau mau bebas dari Corona. Makin jelas saja hoax ini, sebuah perintah sederhana dibungkus dengan keajaiban, spontan menggerakkan orang banyak berlarian ke warung beli telur, penjual pun semangat melayani.
Sisi positifnya, telur laku keras malam ini, entah berapa miliar perputaran uang karena orang semua cari telur. Sedangkan dari sisi kesehatan, telur rebus mengandung energi sebesar 154 kilokalori, protein 12,2 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 0 gram, kalsium 54 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 2,7 miligram. Selain itu di dalam telur rebus juga terkandung vitamin A sebanyak 900 IU, vitamin B1 0,1 miligram dan vitamin C 0 miligram. (Wikipedia Indonesia)
Lalu saya membuka grup Whatsap (Wa). Perbincangan soal telur rebus juga sedang ramai. Ada juga malah dihubungi dari Sulawesi Tengah, ada yang mengatakan di Pasarwajo orang borong telur dan makan telur rebus juga.
Ada juga yang sedang telponan, di Taliabo juga sedang ramai orang berlomba-lomba rebus telur untuk dimakan. Jadi ini adalah cerita hoax jangan percaya. Tetapi paling tidak isu hoax ini telah mendongkrak perputaran uang malam ini di telur ayam.
Sampai pada pukul 13.00 Wita, Kamis dinihari 26 Maret 2020, sedikitnya ada beberapa daerah yang mengkonsumsi telur rebus besar-besaran. Di antaranya, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Barat.
Dan status saya di Wa yang berbunyi “teloooor” mendapat respon mahasiswa Makassar Sulsel dan Jogjakarta. “Itu hoax”.
Soal Corona mari jangan panik, ikuti petunjuk pencegahan dari pemerintah dan jaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi.(***)