WAKATOBI, TRIBUN BUTON (DURIANI)
Kementerian Perhubungan RI melalui Dirjen Perhubungan Darat sangat serius menjadikan Kabupaten Wakatobi yang terdiri dari empat pulau berpenghuni bisa menjadi satu daratan besar dan bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan darat.
Hal itu terlihat dengan hadirnya tim monitoring dari Kementerian Perhubungan RI di Kabupaten Wakatobi dua hari terakhir. Kehadiran tim monitoring itu guna memantau langsung progres pembangunan tiga dermaga kapal Fery di pulau Kaledupa, Tomia dan Binongko.
Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Kabupaten Wakatobi, Drs Hariadin, mengatakan tiga dermaga yang dibiayai APBN puluhan milyar itu bakal menjadikan Wakatobi menjadi satu pulau. Olehnya itu pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sangat serius dengan memantau proses pembangunannya.
“Jika ketiga dermaga ini dioperasikan, Wakatobi yang terdiri dari empat pulau besar sudah menjadi satu daratan. Karena kita sudah bisa mengelilinginya dengan menggunakan angkutan darat. Sehingga kemarin, Kamis 26 September 2019 tim monitoring Kementerian Perhubungan memantau langsung lokasi dan progres pembangunannya,” kata Hariadin, di Wangi-Wangi Jumat 27 September 2019.
Saat ini lanjut Hariadin, pihaknya bersama Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara sedang merancang usulan penambahan anggaran untuk lanjutan tahap berikutnya. Karena pembangunan ketiga dermaga Fery itu tuntas tiga tahap atau tiga tahun anggaran.
“Saat ini kami sedang konsentrasi untuk usulan anggaran tambahan 2020. Semoga progres pembangunan ketiga dermaga ini berjalan lancar, dan 2022 nanti sudah beroperasi semua” ujar Hariadin.
Kata Hariadin, tiga dermaga fery yang dibangun dengan anggaran APBN itu merupakan delapan dermaga yang sedang berbenah di Kabupaten Wakatobi. Namun lima dermaga lainnya yakni dermaga pengumpul dan pengumpan dibiayai APBD Kabupaten dan Provinsi.
“Dermaga laut harus dibenahi. Selain sebagai daerah kawasan pariwisata, dermaga laut sebagai penggerak ekonomi masyarakat Wakatobi. Ini tentu sejalan dengan visi misi Pemkab Wakatobi,” tutup Hariadin. (*)