Kantor Pertanahan Wakatobi Dorong Pencegahan Konflik Lahan Melalui Transformasi Digital dan PTSL

546

WAKATOBI, TRIBUNBUTON.COM – Kantor Pertanahan Kabupaten Wakatobi berkomitmen meminimalisir sengketa dan konflik pertanahan yang kerap muncul, dengan memprioritaskan modernisasi layanan melalui percepatan sistem digital.

Langkah itu merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian ATR/BPN dalam upaya menghadirkan kepastian hukum yang transparan bagi masyarakat.

Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan Kabupaten Wakatobi, Bebi SSi, dalam keterangannya menjelaskan digitalisasi merupakan senjata utama dalam menyelesaikan persoalan administrasi yang kerap menjadi pemicu konflik.

“Langkah transformasi dari sistem manual ke digital ini merupakan keharusan. Ini bukan lagi pilihan, melainkan prasyarat untuk memastikan setiap data pertanahan tersaji secara akurat dan transparan,” ujarnya.

“Dengan data digital, kita dapat menutup celah praktik tumpang tindih lahan dan mempercepat proses administrasi yang menjadi tugas harian kami,” sambung Bebi.

Menurutnya, sekitar 70 hingga 80 persen beban kerja Kantor Pertanahan adalah melayani publik. Oleh karena itu, modernisasi sistem menjadi kebutuhan mendesak agar seluruh layanan pertanahan dan tata ruang dapat diberikan dengan lebih cepat, akurat, dan dapat dipercaya oleh masyarakat Wakatobi.

Selain fokus pada pembenahan sistem internal, Kantor Pertanahan Wakatobi juga terus menggenjot implementasi dua program unggulan yang memiliki dampak langsung di tingkat akar rumput yakni Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Reforma Agraria.

“Kami terus mengoptimalkan program PTSL, yang bertujuan memberikan jaminan hukum dan sertifikat atas kepemilikan tanah masyarakat secara merata, Sementara itu, Reforma Agraria berfungsi menyeimbangkan penguasaan dan pemanfaatan lahan di wilayah ini demi terciptanya keadilan agraria,” ungkap Bebi.

Di akhir pernyataannya, Kantor Pertanahan Wakatobi mengharapkan kolaborasi erat dari seluruh pihak, termasuk dukungan penuh dari masyarakat lokal.

“Kami sangat mengharapkan partisipasi aktif masyarakat Wakatobi. Kritik yang membangun dan masukan yang disampaikan dari daerah adalah bahan bakar bagi kami untuk terus menyempurnakan kualitas pelayanan dan memberikan manfaat nyata yang lebih besar,” tutupnya. (adm)