WAKATOBI, TRIBUNBUTON.COM – Siswa-siswi Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 2 Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi melakukan aksi unjuk rasa terhadap kebijakan Kepala Sekolah (Kepsek), Hasanudin SPd. Senin 21 Juli 2025.
Aksi itu bermula saat sedang berlangsung kegiatan upacara bendera, dimana Kepsek Hasanudin bertindak selaku pembina upacara dan sedang membawakan sambutan pada sesi amanat pembina upacara.
Informasi dihimpun Tribunbuton.com, saat Hasanudin sedang membawakan sambutan dan menyoroti terkait asesmen. Sontak seluruh siswa-siswi peserta upacara langsung berteriak, menghujat dan sebagian maju menghampiri Hasanudin.
Karena situasi semakin tidak terkendalikan, Hasanudin memilih pergi meninggalkan arena upacara dan sekolah kemudian pulang ke rumahnya. Seluruh siswa-siswi mengejar Hasanudin hingga luar pagar sekolah.
Beberapa menit kemudian, sejumlah perwakilan siswa-siswi dan difasilitasi beberapa orang guru SMUN 2 Wangi-Wangi mengunjungi dan melakukan pertemuan dengan Kepala Cabang Dinas (KCD) yang letaknya bersebelahan dengan gedung SMUN 2 Wangi-Wangi.
Dalam pertemuannya dengan Kepala KCD, Masidiy SPd, sejumlah perwakilan siswa-siswi menyampaikan rasa kekesalannya terhadap kebijakan Kepsek SMUN 2 Wangi-Wangi, Hasanudin. Yang dinilai merugikan siswa-siswi dan sekolah.
Hasanudin, dinilai tidak perduli dengan kondisi bangunan sekolah yang butuh rehabilitasi ringan. Karena beberapa ruangan belajar bocor pada bagian atap sehingga mengganggu proses belajar mengajar. Hasanudin, juga dinilai tidak transparan dalam mengelola keuangan sekolah.
Seringkali anggaran kegiatan ekstrakurikuler yang terlaksana bersumber dari hasil patungan sejumlah guru-guru SMUN 2 Wangi-Wangi. Bahkan perwakilan siswa mengungkap tingkat kehadiran Hasanudin di sekolah yang tidak wajar. Selama tahun 2025, Hasanudin baru tiga kali hadir menjadi pembina upacara pada upacara bendera setiap hari Senin.
“SMUN 2 Wangi-Wangi tidak melakukan asesmen, ini merugikan bagi kami siswa-siswi. Karena bisa jadi SMUN 2 Wangi-Wangi tidak kebagian kuota calon peserta bebas tes di perguruan tinggi. Banyak kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tidak dianggarkan oleh kepala sekolah, bahkan untuk latihan baris berbaris merayakan HUT RI kami tidak melakukan karena tidak ada anggaran. Dikemanakan anggaran sekolah seperti BOS dan lainnya,” ungkap salah seorang siswa di depan Kepala KCD.
Usai pertemuan dengan perwakilan siswa-siswi tersebut. Kepala KCD, Masidiy SPd, mengatakan ada sembilan keluhan perwakilan siswa. Terkait asesmen yang diungkap perwakilan siswa, itu memang berdampak pada siswa sendiri.
“Menurut informasi dari wakasek, asesmen tidak dapat dilakukan hingga saat ini karena tidak ada pulsa paket data, dan sebelumnya juga tidak ada sinkronisasi. Dari keterangan perwakilan siswa tadi, ternyata banyak hal yang jadi persoalan, termasuk peningkatan kompetensi siswa di bagian kegiatan ekstrakurikulernya bahwa selama satu tahun ini tidak pernah dilakukan oleh sekolah,” terang Masidiy.
“Kalaupun terlaksana, anggarannya dari patungan sejumlah guru. Makanya setelah ini saya akan memastikan kondisi keluhan siswa termasuk melakukan konfirmasi dengan Kepsek SMUN 2 Wangi-Wangi guna memastikan hal dimaksud,” tambah Kepala KCD.
Hal mencengangkan juga, Masidiy, mengungkap keluhan perwakilan siswa. Bahwa selama dua tahun terakhir, kurangnya kedisiplinan dari Kepsek SMUN 2 Wangi-Wangi. “Seharusnya Kepsek menjadi contoh, namun menurut siswa bahwa tahun-tahun kemarin itu hanya tiga kali memimpin upacara bendera di sekolah. Itu artinya bahwa Kepsek tidak lagi memperhatikan sekolahnya. Sehingga kejadian hari ini merupakan penggabungan peristiwa sebelumnya,” ujar Masidiy.
Untuk diketahui, sejumlah guru SMUN 2 Wangi-Wangi saat hendak di konfirmasi terkait persoalan tersebut, jawabannya hampir sama. “Ya, kalau siswa-siswi sudah bergerak begitu, pasti ada dasarnya,” jawab sejumlah guru dengan singkat.
Kepsek SMUN 2 Wangi-Wangi, Hasanudin SPd, beberapa jam setelah peristiwa itu saat dikonfirmasi di kediamannya menduga jika peristiwa itu telah didesain. Karena sebelumnya telah dijelaskan jika banyak kegiatan yang diajukan minta pendanaan namun dalam aturan penggunaan dana BOS tidak dibenarkan.
“Jadi kejadian tadi pagi itu, saya menduga telah lama di desain. Banyak kegiatan ekstrakurikuler itu tidak masuk dalam penggunaan dana BOS, seperti latihan Marchingband, rapat OSIS dan lainnya. Paling hanya konsumsi berupa snek, tapi yang lainnya tidak bisa. Terkait asesmen, masih ada perpanjangan waktu hingga Agustus. Masa kita mau asesmen sementara siswa masih libur dan asesmen itu juga tidak ada anggarannya,”ungkap Kepsek SMUN 2 Wangi-Wangi. (Adm)