MENGUKUR DAMPAK EKONOMI EVENT WAKATOBI WAVE, PEMKAB WAKATOBI DIANJURKAN HAL INI

724

WAKATOBI, TRIBUNBUTON.COM – Pelaksanaan Wakatobi Wonderful Festival & Expo (Wakatobi Wave) Tahun 2024 mendapat apresiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Kemenparekraf mengapresiasi Pemkab Wakatobi melalui Dinas Pariwisata serta seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam penyelenggaraan Wakatobi Wave 2024,” ucap Direktur industri kreatif musik film dan animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, M Amin Abdullah. Saat membacakan sambutan tertulis Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada pembukaan Wakatobi Wave 2024. Kamis 12 September 2024.

Wakatobi Wave 2024 yang mengusung tema Water Wonderland dengan materi utama Karnaval dan Atraksi Budaya Maritim Suku Bajo. Dalam teori manajemen festival kata M Amin Abdullah, disebut dengan festival dengan pendekatan tema kuat.


“Ada tema kuat diusung yang kemudian menjadi program dan mempengaruhi sejumlah kegiatan di bawahnya,” kata Direktur industri kreatif musik film dan animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Tema kuat tersebut lanjutnya, bisa juga disebut dengan menerapkan strategi storynomic (strategi promosi pariwisata di destinasi super prioritas) atau narasi dan konten kreatif yang memiliki suatu cerita menarik. Yakni sejarah dan ciri khas suku Bajo sebagai unique selling point.

M Amin Abdullah, menegaskan bahwa Wakatobi Wave adalah satu-satunya event unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara yang masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024. “Saya berharap agar event Wakatobi Wave bisa dipertahankan,” harapnya.


Menurut M Amin Abdullah, event daerah sesungguhnya merupakan sesuatu yang kreatif dan mempunyai konsep penataan festival agar dapat menjadi event yang memiliki daya tarik yang kuat berupa kearifan lokal yang unik.

Untuk mengetahui atau mengukur dampak penyelenggaraan event secara ekonomi. M Amin Abdullah, mengungkapkan perlu ada proyeksi kedepan untuk mengukurnya. Pada biasanya memakai indikator jumlah pengunjung yang hadir. Kemudian jumlah pelaku pariwisata, ekonomi kreatif UMKM yang terlibat dan estimasi transaksi ekonomi yang terjadi pada saat penyelenggaraan.

“Maka itu sangat penting untuk memproyeksikan penggunaan metode pembayaran digital melalui QRIS (Quick response code indonesian standart). Dibeberapa festival, kita sudah berusaha untuk semua transaksi dalam sebuah festival menggunakan QRIS. Agar dampak ekonominya dapat terukur secara akurat,” pungkas M Amin Abdullah. (Tribunbuton.com/adm)