KENDARI, TRIBUNBUTON.COM – Masa jabatan Pj Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto, telah memasuki 55 hari kerja. Dalam tenggang waktu tersebut, pengendalian inflasi dijadikannya isu prioritas untuk dituntaskan.
Upaya itu dilakukannya dengan intens melakukan rapat koordinasi hingga evaluasi terhadap pelaksanaan program disetiap instansi terkait. Terlebih, Sultra dalam status tanggap darurat badai El Nino.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Drs Asrun Lio, seperti yang tertera dalam laman sosial media Layanan Informasi Publik PPID Utama Provinsi Sulawesi Tenggara. Sabtu 29 Oktober 2023.
Asrun Lio, yang juga sebagai Ketua Harian Tim Pengendali Infalasi Daerah (TPID) Sultra, tidak heran jika isu inflasi di Sultra menjadi hangat untuk diperbincangkan. Pasalnya, pemerintah getol menginformasikan baik melalui media massa maupun media sosial lainnya untuk bersama-sama peduli terhadap pengendalian inflasi.
“Kenaikan inflasi selain dirasakan dampaknya baik itu melalui adanya kenaikan harga beberapa komoditas hingga kelangkaan jumlah. Juga diungkapkan secara nyata oleh pemerintah. Dalam rangka menggugah perhatian serta kepedulian bersama, baik itu pemerintah bersama pihak terkait lainnya. Termasuk masyarakat agar tidak panik dan tetap berbelanja skala prioritas, serta mampu memanfaatkan pekarangan kosong,” ungkap Sekda Sultra.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dilakukan Pj Gubernur Sultra. Inflasi yang terjadi saat ini tidak lepas dari kondisi cuaca ekstrem yakni adanya musim kemarau yang berkepanjangan. Sehingga Sultra ditetapkan status tanggap darurat terhadap badai El Nino.
“Perlu dipahami bahwa dalam rapat inflasi yang dipimpin oleh Pj Gubernur Sultra. Dimana diantaranya dihadiri oleh Asisten II Pemprov Sultra, Bank Indonesia, Kepala Bappeda Sultra, Kadis Tanaman Pangan Sultra, Kadis Koperasi dan UKM Sulrta, Kadis KKP, Kabiro Ekonomi, Manajer Operasional Bulog, dan sejumlah pihak terkait lainnya. Terungkap jika inflasi di Sultra berada pada peringkat dua nasional sebesar 3,46 persen. Meskipun demikian, inflasi September masih berada di range 3 + 1 persen dan jauh di bawah inflasi bulan Desember 2022 sebesar 7,39 persen,” ucap Asrun Lio.
Lulusan S3 The Australian National University of Canberra ini melanjutkan, dalam rapat itu terungkapkan pula bahwa komoditas penyumbang inflasi yakni beras, cabai merah, bawang merah, termasuk ikan-ikanan. Meskipun ikan melimpah namun terkendala pada produksi es yang dikarenakan pemadaman bergilir karena kemampuan pembangkit listrik akibat kurangnya debit air pada aliran sungai.
Pada kesempatan itu juga, Pj Gubernur Sultra menyampaikan adanya kenaikan harga elpiji di Sultra, yang disebabkan terlambatnya perpanjangan perizinan SPBE Kolaka serta SPBE Konawe. Yang mengalami kebakaran sehingga sangat mempengaruhi pasokan gas Liquefied Petroleum Gas (LPG,red) tabung 3 kg di wilayah Sultra.
Sejak rapat koordinasi terbaru yang dipimpin langsung Pj Gubernur Sultra 25 – 29 Oktober 2023, terlihat progres signifikan dalam penanganan masalah kenaikan inflasi di Sultra. Dimana untuk cabai merah dan bawang merah sudah terkendali dengan limpahan hasil produksi dari SMA/SMK di Sultra yang melakukan penanaman sebanyak 300 ribu dan telah panen.
“Sultra juga memiliki stok gabah yang cukup besar, namun stok tersebut telah diekspor ke daerah lain. Namun diimpor kembali tentunya dengan adanya risiko peningkatan harga,” kata Asrun Lio.
Menyikapi hal tersebut,, Pj Gubernur Sultra akan membuat mekanisme pembelian langsung tetapi tidak menabrak aturan berlaku. Terkait masalah gas elpiji, Pemprov Sultra terus berkoordinasi dengan Pertamina guna menjaga supply elpiji di Sultra. Sedangkan OPD bersama APH bersama-sama melakukan pemantauan.
“Pemerintah tidak tinggal diam terkait adanya kelangkaan gas elpiji 3 kg. Karena hal itu telah diprediksi bisa memicu kenaikan inflasi daerah. Untuk itu, pemerintah telah menyampaikan kepada pihak PT Pertamina (persero) untuk segera melakukan upaya strategis dalam mengatasi kondisi dimaksud,” paparnya Sekda Sultra.
Asrun Lio, memberi apresiasi upaya PT Pertamina (persero) yang akan segera melakukan pengalihan supply dari SPBE lainnya dan melakukan monitoring di beberapa pangkalan yang tersebar di Kota Kendari. Serta melakukan operasi pasar di beberapa kabupaten kota di Sultra, khususnya yang telah konversi.
“Kabar gembira juga, PT Pertamina (persero) telah menyampaikan bahwa kendala distribusi yang menyebabkan kelangkaan elpiji 3 kg telah teratasi. Sehingga diharapkan beberapa hari kedepan distribusi elpiji 3 kg di Kota Kendari dan beberapa daerah kabupaten lainnya kembali normal. Untuk itu, diharapkan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan kondisi saat ini,”
“Perlu dipahami juga, meskipun Sultra merupakan urutan kedua inflasi tertinggi di Indonesia. Namun statusnya masih moderat atau terkendali. Posisi inflasi ini juga mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2022 mencapai 7,39 persen. Secara angka inflasi nasional, pengendalian inflasi di Sultra bisa teratasi,” tutup Asrun Lio. (Tribunbuton.com/adm)