Keterbatasan Armada, Pengangkutan Sampah di Sore Hari Sering Absen
BAUBAU, TRIBUNBUTON.COM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Baubau telah menjadwalkan dua kali pengangkutan sampah dalam sehari. Namun masyarakat masih kurang mematuhi jadwal membuang sampah.
PLt Kadis Lingkungan Hidup Kota Baubau, Halfia APi MPd, menjelaskan jadwal pengangkutan sampah sudah ada edarannya dan telah disampaikan pada pertemuan bersama para lurah pada bulan April lalu. Pihak kelurahan diarahkan untuk berkordinasi dengan pihak RT untuk disampaikan kepada warganya masing-masing.
“Jadwal pemungutan sampah misalnya dilakukan dua kali sehari yaitu pada pukul 08:00 pagi dan pukul 17.00 sore,” ujarnya, ditemui di ruang kerjanya, Rabu 22 Juni 2022.
Halfia mengakui bahwa sosialisasi harus terus dilakukan agar masyarakat semakin banyak yang mengetahui jadwal pengangkutan. Karena tujuan dari penjadwalan agar mulai dari pagi hingga sore kota Baubau bersih dari tumpukan sampah.
Menurut Halfia, peneyabab sampah berserakan di stasiun sampah bukan karena keterlambatan pengangkutan. Tetapi lebih pada kesadaran dan kepedulian masyarakt dalam membuang sampah pada tempatnya.
Untuk itu pihaknya menempatkan petugas pengawas di sejumlah titik strategis sepeti di pasar dan di pemukiman padat penduduk dan area aktivitas penduduk yang dinilai efektif. Petugas ini sekaligus juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar membuang sampah secara teratur.
Mengenai sering absennya truk sampah di sore hari, menurut Halfia karena keterbatasan armada pengangkut. Misalnya di Kecamatan Bungi hanya satu unit, padahal seharusnya tiga unit mobil yang beroperasi.
“Untuk mengatasi kekurangan armada maka proses pengangkutan tidak dibagi perkecamatan tetapi dibagi dalam beberapa jalur yang ditentukan. Khusus untuk daerah padat dan dalam kota diangkut dua kali sehari,” ungkap Halfia
Armada penganggkut sampah milik DLH Kota Baubau yakni 26 truk dan tujuh unit motor sampah roda tiga. Untuk penambahan armada sudah diusulkan pada pemerintah pusat mengenai bantuan truk sampah dan motor sampah, untuk harga satu unit truk sampah sekitar 800 juta.
Fendi, salah satu warga Kelurahan Bukit Wolio Indah (BWI), melihat penanganan sampah di salah satu stasiun sampah di Jln Bakti ABRI sudah cukup rapih dan bersih dari sebelumnya. Menurut dia, setiap hari ada yang nerjaga, sehingga tidak ada yang berani lagi membuang sembarangan karena sudah ditegur.
“Sebelumnya saya lihat banyak sampah berserakan di pinggir jalan dan tidak terkumpul dalam bak sampah karena kebanyakan orang hanya melempar sampahnya bukannya turun dari kendaraan,” ujarnya. (p1)