
WAKATOBI, TRIBUN BUTON
Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) masuk dalam zona kuning atau level tiga bersama sejumlah daerah lain di Sultra dalam penyebaran Covid-19.
Sebutan zona kuning atau level tiga untuk Wakatobi tentunya harus menjadi perhatian serius seluruh masyarakat. Kesadaran masyarakat tentang resiko terpapar virus mematikan itu sangat penting. Dengan memperhatikan dan melaksanakan himbauan pemerintah.
Data terbaru, Selasa 27 Juli 2021 sudah ada 337 orang warga Kabupaten Wakatobi terpapar atau positive Covid-19. Sebanyak 274 orang telah dinyatakan sembuh, 55 sedang dalam perawatan dan delapan orang meninggal dunia.
Kadis Kesehatan Kabupaten Wakatobi, Muliadin, mengungkapkan sejauh ini pihaknya telah melakukan upaya penekanan persebaran covid-19 sesuai pedoman penanganan virus yang melanda sejumlah negara di dunia itu.
“Tim Kesehatan yang tersebar di seluruh Puskesmas di Wakatobi secara kontinyu melaksanakan tugas sesuai pedoman penanganan Covid-29. Termasuk memantau pergerakan masyarakat yang keluar masuk. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh serta monitoring warga yang melakukan isolasi mandiri,” ungkap Muliadin, di Wangi-Wangi Rabu (28/7/2021).
Untuk diketahui, Pemkab Wakatobi melalui tim gugus tugas penanganan Covid-19 yang dibentuk awal 2020 lalu telah melaksanakan tugas dengan baik. Namun masa tugasnya telah berakhir beberapa bulan lalu.
Dijeda waktu berakhirnya masa tugas tim gugus tugas penanganan Covid-19, Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi menjadi garda terdepan dan bertaruh nyawa dalam menekan penyebaran Covid-19.
Pantauan media ini, meski Pemkab Wakatobi yang dibantu pihak Kepolisian dan TNI saban hari mensosialisasikan bahaya terpapar Covid-19. Namun masih banyak masyarakat belum mengindahkannya.
Begitu pula saat Bupati Wakatobi, H Haliana SE, mengeluarkan surat edaran pemberlakuan PPKM beberapa waktu lalu. Namun aktivitas masyarakat terlihat tetap seperti biasanya.
Hajatan pernikahan dan sejenisnya yang membuat orang berkerumun masih terjadi dimana-mana. Bahkan diantara warga yang hadir dalam hajatan itu masih banyak yang tidak menggunakan masker.
Kegiatan jual beli di pasar juga masih banyak warga abaikan prokes seperti menggunakan masker. (Duriani)