
Lapa-lapa, Kocupa, Katapai Jadi Icon Perjuangan Pemekaran Butur
BUTUR, TRIBUNBUTON.COM – Pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Buton Utara ke 14, Bupati Butur Muhammad Ridwan Zakariah mengingatkan kembali segenap elemen masyarakat akan niat luhur dan tulus para tokoh perjuangan pemekaran Buton Utara.
Ridwan Zakariah mengatakan, kegigihan masyarakat memperjuangkan daerah dan peristiwa ketika lautan massa memadati halaman Kantor Bupati dan Kantor DPRD Muna, halaman Kantor Gubernur dan DPRD Sultra. Masyarakat memiliki cita-cita suci dan luhur memperjuangkan pemekaran daerah, 2 Juli 2021.
“Masih teringat betapa gigihnya masyarakat Butur perjuangkan daerah yang kita cintai ini. Tekad dan cita-cita yang agar kita mekar dan terbebas dari kungkungan keterbelakangan social dan ketidakberdayaan,” tegasnya.
Pejuang pemekaran itu mengatakan, semua rakyat terpanggil dalam satu kesatuan keluarga besar Butur. Perbedaaan status sosial, ego, pandangan politik, dan status ekonomi dihilangkan. Kendati rasa lapar dan dahaga selalu menghantui setiap pergerakan di Muna dan di kantor DPRD Sultra.
Seluruh elemen orang ikut bergabung dengan lautan manusia menyuarakan pemekaran Tanah Liputinadeakono Sara yang kita cintai bersama ini,” katanya.
Orang No.1 di Butur ini menyampaikan, HUT ke 14 adalah tahun persatuan dan kerja nyata. Tidak ada lagi sekat-sekat politik, tidak ada lagi kelompok-kelompok pendukung. Semua pemangku kepentingan harus bekerjasama membangun daerah saya maksudkan bahwa.
“Tidak ada tujuan besar yang dapat digapai tanpa persatuan dan kesatuan. karena itu sekat-sekat politik sudah harus diakhiri, perbedaan kepentingan dan kelompok jangan ada lagi. semua kita harus bersatu, demi negeri yang kita cintai ini,” kata kak Rida panggilan istri tercinta saat duduk dibangku perkuliahan dulu.
Ia menambahkan sejarah telah membuktikan itu, ihwal perjuangan memekarkan daerah. Persatuan itu tampak jelas terlihat. Semua komponen masyarakat berdasarkan wilayah, struktur umur, profesi, peran (mahasiswa, politisi, birokrat) .
Semua lapisan umur, orang tua, sesepuh, pemuda-pemudi, remaja, anak-anak bahkan balita sekalipun menggemakan keinginan luhur untuk mekar. Semua profesi, guru, pelajar, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh adat, ormas, partai politik, tokoh agama, tokoh perempuan, bahkan kaum penyandang disabilitas sekalipun menggemakan cita-cita mulia itu. Bahkan tidak cukup dengan itu, semua sumber daya yang kita miliki sekecil apapun kita telah sumbangkan untuk daerah ini.
“Kami masyarakat Buton Utara yang siap lahir batin untuk memikul amanah memajukan tanah kelahiran kami,” ujarnya.
Menurut Ridwan, lapa-lapa, kocupa, katapai adalah icon yang sering menemani saat perjuangan itu. Sungguh nyata persatuan dan kesatuan kita ketika itu dan akhirnya dengan pertolongan allah swt pada tanggal 2 juli 2007 buton utara resmi menjadi kabupaten. (m1)