
BUTON, TRIBUNBUTON. COM
Prevalensi (jumlah, red) kasus stunting di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, konsisten menurun selama tiga tahun ini. Pada 2019 prevalensi stunting mencapai 27,1 persen, berkurang dibandingkan 2018 sebanyak 31,4 persen dan 2017 sebanyak 38,3 persen, Selasa 3 November 2020.
Bupati Buton La Bakry, berharap pencapaian tersebut harus lebih ditingkatkan. Agar penurunan angka stunting lebih signifikan dengan intervensi program dan kegiatan yang terintegrasi baik melalui pembiayaan daerah maupun pembiayaan melalui dana desa.
“Saya berharap program kegiatan yang direncanakan baik melalui intervensi Spesifik maupun Intervensi Sensitif dapat tepat sasaran terutama sasaran 1.000 Hari Pertama Kehidupan,” jelasnya.
Ia menambahkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak.
Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan malnutrisi diperkirakan berkontribusi pada berkurangnya 2 hingga 3 persen Produk Domestik Bruto setiap tahunnya.
“Stunting merupakan program Nlnasional dimana intervensi program dan Kegiatannya juga menjadi penilaian Pemerintah Pusat sehingga kebijakan dana transfer ke daerah dan melalui dana Desa telah dialokasikan dalam Percepatan dan Penangan Stunting,” lanjutnya.
Lantaran telah menjadi program nasional, La Bakry menekankan agar Tim Percepatan dan Penanganan Stunting Terintegrasi memperhatikan 8 Tahapan rencana Aksi yang telah ditentukan oleh Pemerintah pusat. Pelaksanaan Penilaian Kinerja penanganan Stunting tersebut ini merupakan Tahapan ke akhir dari Delapan Rencana Aksi yang ditentukan.
“Semoga apa yang menjadi rekomendasi untuk percepatan penanganan stunting terintegrasi dapat mempercepat penurunan stunting khususnya di Kabupaten Buton dan umumnya di Seluruh Daerah lokus di Indonesia dan kita berharap target penurunan stunting di Indonesia pada Tahun 2024 sebesar 14 % dapat Tercapai,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Tim Penanganan Penurunan Stunting Kabupaten Buton Ahmad Mulia menuturkan ketika Kabupaten Buton ditetapkan sebagai target dalam penangan stunting tentunya menjadi pekerjaan rumah bersama oleh semua komponen daerah.
“Berbagai upaya melalui arahan bijaksana dan terarah dari bapak Bupati telah hadir berbagai strategi baik Pendekatan spesifik maupun sensitive. Pendekatan jangka pendek maupun jangka panjang. Arahan kebijakan agar tidak menghadirkan kegiatan yang instan menjadi standar Operasional dalam penerapan aksi di lapangan di samping mengacu pada pedoman pengendalian stunting oleh pemerintah pusat,” jelasnya.
Sekedar informasi, penilaian kinerja stunting di Kabupaten Buton di Fokuskan di Desa Laburunci, Kecamatan Pasarwajo. Selain itu Pameran Penanganan Stunting juga digelar di Aula Kantor Bupati Buton. Sejumlah keberhasilan dan Sosialiasi penangan stunting ditampilkan masing-masing OPD, baik melalui visual maupun audio visual. (Cr1)