BAUBAU, TRIBUNBUTON.COM
Kekerasan terhadap anak dikarenakan komunikasi yang jarang antara anak dan orang tua. Hal ini cukup berpengaruh bagi psikologis anak karena jarangnya pertemuan antar anak dan orang tua sehingga waktu untuk bercerita sangat minim.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Waode Soraya, mengatakan hal ini biasanya ini dialami anak yang tinggal di pesisir. Karena orang tuanya mungkin lama waktunya di laut dan saat pulang sudah kecapean.
“Waktu untuk bercerita kepada anak nya kurang, itu kadang-kadang yang membuat anak merasa di kucilkan sehingga membuat mereka tempramen dan nakal,” ucapnya Kamis 8 Oktober 2020.
Pihaknya tetap melakukan pelatihan bagi anak-anak dan perempuan yang mengalami perlakuan kekerasan dengan metode preventif dan promotif. Pihaknya juga membuka posko pengaduan melalui online atau pun datang langsung melaporkan bagi siapa saja yang melihat kekerasan baik itu anak dan perempuan.
“Kami disini membuka pusat pelatihan terpadu bagi anak dan perempuan yang alami kekerasan, dan juga intens melakukan sosialisasi dimasyarakat agar berkurang tindakan kererasan itu, dan kami juga punya satgas yang siap melayani laporan masyarakat,” tuturnya.
Peranan orang tua sangatlah dibutuhkan dalam mendidik anak agar tindakan kekerasan yang sering dilihat di masyarakat berkurang. “Orang tua lah yang berperan besar, dalam mendidik anak,” tutupnya. (p1)