TIANG KASULANA TOMBI JANGAN DIHALANGI REVITALISASINYA

1263
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Abdul Karim. FOTO: HERLIN/TRIBUNBUTON.COM

Abdul Karim: Warga Eks Kesultanan Buton Jangan Mudah Termakan Provokasi

BAUBAU, TRIBUNBUTON.COM

Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan kota Baubau, Abdul Karim, angkat suara mengenai penolakan beberapa elemen menyoal revitalisasi tiang bendera Kasulana Tombi. Simbol ke-Butonan itu tidak boleh dibiarkan rapuh dan terbanting.

Ia mengaku prihatin bila simbol kebutonan tersebut hanya dibiarkan begitu saja termakan oleh zaman dan kerapuhan tanpa ada langkah penyelamatan yang harus dilakukan. Dia mengatakan tiang bendera Kesultanan Buton sudah dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

“Saya ini orang asli keraton, tidak mungkin saya mau lakukan sesuatu yang tidak-tidak, apalagi mau merubah bentuk asli tiang bendera seperti orang bilang di luar sana,” jelasnya, Rabu 30 September 2020.

Sebelum dilakukan pekerjaan, pemerintah telah melakukan langkah komunikasi kepada pihak yang berkompeten yang dinilai bisa mewakili masyarakat luas. Seperti Ketua DPRD Baubau, para budayawan, akademisi serta para tokoh untuk dimintai pandangannya mengenai kasulana tombi.

Sebelumnya beberapa lembaga masyarakat mempertanyakan rencana pemerintah merevitalisasi situs tiang bendera Kesultanan Buton tanpa melakukan sosialisasi dan pertemuan kepada masyarakat eks Kepulau Buton. Banyak yang beranggapan bahwa tiang bendera tersebut tidak perlu dirubah bentuknya, ada yang beranggapan tiang tersebut akan dikelilingi tower menyerupai tiang Telkomsel yang dinilai menghilangkan nilai estetika serta keaslian dari tiang tersebut.

Abdul Karim mengatakan masyarakat banyak yang salah paham mengenai rencana itu. Keaslian dari tiang tersebut tidak akan dirubah seperti bentuk aslinya, hanya saja akan dibuat kan tower persegi lima kemudian sisi tiang tersebut akan di kaitakan menyimpul dimasing tiang besi supaya mengantisipasi bila suatu saat terjadi goncangan tidak roboh dan menimpa oranf dan bangunan disekitarnya.

“Tidak akan dirubah, hanya kita buat kan seperti pagar keliling antispasi bila roboh, banyak yang katakan dia tidak akan patah itu tiang kasulana tombi, tapi banyak penelitian dan amatan semakin tahun mengalami kemiringan, serba salah memang kita berbuat dikritik habis-habisan, dan kalau kita biar kan juga kalau terjadi apa-apa pemerintah juga nanti disalahkan”, ungkapnya.

Dia berharap kepada warga eks Kepulau Buton untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang hanya menghambat pekerjaan. Karena bila dibiarkan juga dikawatirkan akan patah karena termakan zaman,” tutupnya. (p2)