ADA APA DI PULAU PENDEK?

1229

 

Nisan Berwajah Manusia, Pantai Banabungi dan Exotisme Danau Langkadea

Pulau Pendek kini lebih dikenal setelah muncul di situs jual beli online. Tetapi sebenarnya ada yang lebih menarik di sana, batu nisan dipahat menyerupai wajah manusia atau patung.

YUHANDRI HARDIMAN, BUTON

Di ujung timur Pulau Pendek terdapat Pantai Pasir putih Banabungi. Pada jarak perjalanan kurang lebih 15 menit menyeberang ke Pantai Boneatiro, terdapat sebuah Danau Langkadea yang ekxotik setelah melewati beberapa rimbunan kayu dan pepohonan dari sebuah tebing.

1. Batu Nisan Unik Berbentuk “Patung”

Makam di Pulau Pendek dipandang bukan sekedar gundukan tanah dan tempat menimbun orang mati. Kesakralan makam dianggap sebagai pusaka yang dikeramatkan.

Hal ini terlihat dari ciri khas setiap makam di Pulau Pendek yang batu nisannya dipahat berbentuk wajah manusia. Beberapa bahan yang digunakan untuk batu nisan kuburan, seperti kayu, semen, hingga stalgtit.

Makam di sana seperti sedang ditunggui oleh sosok manusia menjaga jasad yang terbaring. Makam yang paling disakralkan dan selalu dilaksanakan ritual upacara adalah pada makam La Indi dan anaknya Maa Baria.

La Indi dikuburkan satu makam dengan 28 istrinya. Nisan La Indi tampak lebih dominan, ditokohkan dan dihormati. Terkesan lebih sakral dengan batu nisan dari stalagtit panjang yang sudah dipahat menyerupai wajah manusia, memiliki tubuh dan tangan dengan warnanya yang menghitam diduga karena bekas asap.

Saat berkunjung ke makam, La Hasa, terlebih dahulu membersihkan areal makam. Setelah itu ia bersila dan tampak khusyu lalu membakar dua batang rokok.

Rokok diselipkan pada bulut patung dan tampak seperti sedang merokok. Hal yang sama juga dilakukan ke makam kecil Maa Baria.

Batu nisan dalam pandangan masyarakat setempat adalah tangga untuk menuju alam nirwana. Maka wujud batu nisan berbentuk manusia menjadi pengawal untuk terus mendapatkan perjalanan suci.

Untuk menempuh pulau pendek cukup menggunakan katinting dengan perjalanan kurang lebih 10 menit dari Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton.

2. Pantai Banabungi di Ujung Pulau Pendek

Berpindah ke ujung timur Pulau Pendek, terdapat sebuah pantai berpasir putih, pantai ini dikenal dengan nama Pantai Banabungi. Dari makam, perjalanan ke pantai bisa ditempuh sekitar 15 menit menggunakan katinting.

Perahu melaju mengikuti garis pantai yang ditumbuhi pepohonan khas. Pemandangan tebing dan pesisir menjadi pesona luar biasa.

Dari kejauhan pasir putih Pantai Banabungi terlihat anggun. Warga kerap berpiknik ke tempat ini, lautnya yang jernih tempat tampak lebih exotik.

3. Exotisme Danau Langkadea

Danau Langkadea merupakan cerukan batu pada jarak kira-kira 200 meter dari tepi pantai. Saat mendarat ada sebuah gerbang batu, pintu selamat datang ke Danau Langkadea.

Danau Langkadea berkedalaman 3 sampai 5 meter dengan luas kurang lebih 1,12 ha. Pemandangan di danau cukup exotik berupa perpaduan air dan hutan hijau mengelilingi danau.

Untuk trip ke Pulau Pendek, bisa sekalian dimasukkan dengan Danau Langkadea agar perjalanan bisa lebih sempurna.

Kini Pulau Pendek hanya dihuni oleh La Hasa seorang penjaga kebun. Di akhir tahun 70-an warga dipindahkan ke daratan Buton yang tersebar di Wakalambe, Incume, Puma, Lowu-lowu, Lombe, dan di sekitarnya.

DARI KABUPATEN BUTON | YUHANDRI HARDIMAN | TRIPTINtv | TRIBUNBUTON.COM