BAUBAU, TRIBUNBUTON.COM, Yhd
Kepedulian terhadap warga yang terdampak wabah virus corona ditujukan
Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Baubau menyerahkan bantuan sosial berupa sembako dan masker kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini adalah bentuk kepedulian ibu-ibu majelslis taklim terhadap warga terdampak Covid 19.
Ketua BKMT Kota Baubau, Nanik Hindarianty Ningsih usai menyerahkan bantuan Kamis 7 Mei 2020, menjelaskan kegiatan ini rutin dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya dalam program berbagi bersama kaum duafa.
“Bantuan ini dari keluarga besar BKMT Baubau,” jelasnya via rilis.
BKMT Baubau menyerahkan berbagai jenis Sembako. Berupa beras 5 kilogram sebanyak 107 karung, minyak goreng 107 bungkus/persatu liter, dan tepung terigu sebanyak 107 bungkus/per satu kilogram. Ditambah lagi 107 kilogram gula pasir, dan 214 masker.
Bantuan diserahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau. Nanti pihak BPBD yang yang lanjutkan ke masyarakat.
“Kita tidak turun langsung menyerahkan ke masyarakat karena kita menaati imbauan pemerintah soal social distancing guna memutus sebaran covid-19,” ujarnya.
Bantuan yang diserahkan merupakan bentuk kepedulian antara sesama yang diberikan secara ilkas. BKMT tidak melihat muslim dan non muslim, tetapi semua berhak mendapatkanya.
“Insya Allah (bantuan,red) bisa sampai pada sasarannya. Dan sasaran disini, karena kami majelis taklim, kami tidak melihat muslim, tetapi juga untuk non muslim. Karena ini berkaitan dengan Hablum Minallah yang didalamnya ada jalan Hablum Minnas,” ungkapnya.
Kata dia, kegiatan yang dilakukan hanya meneruskan dari Ketua BKMT Baubau, Hj. Sartini Tamrin. Yang mana, ketika masih sehat dan masa kepemimpinannya menahkodai BKMT Baubau, kegiatan sosial serupa rutin dilaksanakan.
Majelis taklim selaku mitra pemerintah siap bersatu melawan covid-19. Siap mendukung Semesta, artinya membasmi covid ini adalah tugas kita semua warga masyarakat Baubau bersama pemerintah. Dan ini juga adalah wujut implementasi nilai-nilai PO5. Yaitu popia-piara (saling memelihara), pomamasiaka (saling menyayangi), poangka-angkataka (saling mengangkat harkat), pomae-maeakan (saling menghargai) dan pobinci-binci kuli (toleransi),” tutupnya. (*)
