PASARWAJO, TRIBUNBUTON.COM, Yhd
“Kita bisa ambruk karena tidak tahu ilmu. Termasuk ilmu bidang kelapa,” kata Dosen IPB Penggerak Wira Usaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional, Dr Soni Trisun SHut MSi, di Aula Kantor Bupati Buton pada MoU kerjasama Kelapa bersama konsorsium kerjasama PT Krambil Idjo bersama Pemda Buton, Sabtu 7 Maret 2020.
Pemahaman kelapa selama ini yang berkembang adalah dari sisi mitosnya. Padahal menurut dia, manfaatnya mengandung lemak yang aman, untuk anemia terbaik, dst. Penyakit-penyakit muncul akibat keserakahan pola makan manusia.
Intinya bagaimana menjadi pebisnis terbaik dengan produk kelapa yang tidak hanya kopra saja. Ada bentuk inovasi dan kreativitas yang harus dilakukan. Contohnya produk binaanya bernama kurma isi mente.
“Mentenya dibeli dari Sulawesi, lalu dijadikan kurma isi mente, ehh yang beli orang Sulawesi kembali,” katanya berseloroh.
Ada perubahan yang dimensinya harus diikuti. Yaitu bagaimana mengemas produk agar bisa berkelanjutan. Kalau ingin berjejaring dengan luar negeri, maka kita harus menyiapkan SDM.
“Itsri saya dosen di ITB, dia membuat aplikasi yang bisa membaca keluhan bayi,” katanya yang aplikasi itu sudah didonload dari berbagai negara, salah satunya dari Arab Saudi.
Nama aplikasinya MADSAZ bisa didonload gratis. Menurut dia ada empat bahasa bayi yang harus diketahui.
Kembali ke kelapa, mengapa harus jadi pengolah kelapa terbaik? Karena agar Buton bisa menjadi trend center produk di bidang kelapa dengan membangun sistem yang sesuai dengan perkembangan.(*)