BAUBAU, TRIBUN BUTON
Kapal Coral Adveturer yang memuat 126 wisatawan manacanegara berlabuh di Pelabuhan Murhum Baubau, Senin pagi 06 April 2019. Para Wisman dijadwalkan mengunjungi tiga tempat yakni Pasar Tradisinonal Wameo, Kampung Tenun, dan Benteng Keraton Kesultanan Buton.
Para wisman itu didominasi lansia disambut hangat masyarakat Baubau, khususnya Dinas Pariwisata Kota Baubau. Penyambutan diawali dengan pengalungan bunga oleh putra-putri pariwisata Kota Baubau, Tarian Tradisional tari Mangaru dan Tari Lawati dan beberapa kue khas Buton.
Salah satu turis asal Australia, Sebastian, mengungkapkan kekagumanya saat mengunjungi Kampung Tenun Warna-warni di Kelurahan Sulaa Kecematan Betoambari. Ia. Mengagumi proses pembuatan sarung tenun dan sejumlah gambar (mural) di dinding rumah warga yang menurutnya unik.
“Ini hari pertama kami berada di Pulau Buton, kami berasal dari bebera negara dan dua perusahaan travelling. Saya melihat yang menarik di sini yaitu proses pembuatan kain tenun dan kami juga membeli beberapa kainya,” ungkap Andreas dalam bahasa Inggris.
Andreas berjanji akan berkunjung kembali di Pulau Buton dengan rute yang berbeda, rombongan yang berbeda dengan batas waktu yang cukup panjang. “Karna waktu kami hanya 8 jam, mungkin suatu saat nanti saya akan kembali dengan memiliki waktu yang lebih lama,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau Ali Irham menargetkan kunjugan wisman di Kota pemilik benteng terluas di dunia ini akan terus ditingkatkan. Dia berharap dapat mendorong sektor ekonomi kreatif.
“Tentunya kita harapkan datangnya mereka memberi dampak kepada masyarakat kita, misalnya bisa kita lihat bagaimana kehidupan ekonomi kreatif kita bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pengelola tamu-tamu dari luar negeri itu, jelas Ali Arham, ditemui di Baruga Keraton Buton.
Sementara itu, Andre Lantang Manager Bahteramas Wisata Travel sebagai penyedia jasa wisman mengaku Baubau menjadi salah satu persinggahan kapal Coral Adventurer. Karena selain letaknya yang strategis, penerimaan masyarakatnya juga dikenal sangat ramah terhadap seluruh pengunjung.
“Kita bawa kesini karena Baubau salah satu daerah yang terakses oleh seluruh jalur karena lintasan laut. Baubau juga punya kultur budaya yang bagus, memiliki alam yang cantik sekali, kemudian penerimaan masyarakat sangat baik, lebih di atas dari daerah-daerah lain di Sultra, tutur Andre Lantang.
Sebelum melakukan perjalanan ke Kota Baubau, kemarin para Wisatawan Mancanegara telah berkunjung di Bone Rate, menikmati alam bawah laut di Kabupaten Selayar.
“Lalu setelah Kota Baubau mereka akan ke Timur Indonesia, Seram. Jadi ada tiga jargon pariwisata Indonesia yakni Culture, Nature, dan People, imbuhnya.(Mira)