BUSEL, TRIBUNBUTON.COM – Sejumlah massa mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Pemerhati Rakyat Sulawesi Tenggara (Gempar Sultra) mendesak Pemerintah Kabupaten Buton Selatan (Busel) untuk membuka mata dan perasaan terhadap warganya yang membutuhkan uluran tangan pemerintah.
Dalam aksi unjuk rasa, Gempar Sultra sangat prihatin terhadap kondisi memprihatinkan yang dialami warga Desa Lapandewa Busel, Wa Ande (90) seorang lansia yang hidup seorang diri dalam gubuk jauh di bawah standar kemiskinan.
Ketua Umum Gempar Sultra, Rikman, mendesak pemerintah Kecamatan Lapandewa dan instansi terkait untuk segera merealisasikan bantuan rumah layak huni untuk Nenek Wa Ande, yang saat ini tinggal seorang diri di sebuah gubuk reyot jauh dari kata layak.
“Kami menilai tidak ada alasan untuk menunda-nunda. Nenek Wa Ande sudah hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi. Kami minta pemerintah kecamatan dan instansi terkait segera turun tangan dan merealisasikan bantuan rumah layak huni secepatnya,” tegas Rikman, Rabu 19 Juni 2025.
Rikman, mengatakan setelah viralnya kondisi keseharian Nenek Wa Ande di media sosial. Seharusnya menjadi alarm bagi seluruh pemangku kebijakan di daerah.
“Kita tidak bisa membiarkan seorang warga negara, apalagi lansia yang sebatang kara, hidup di tempat yang jauh dari standar kemanusiaan. Ini darurat kemanusiaan,” tegas Rikman.
Gempar Sultra berkomitmen untuk terus menyuarakan dan mengawal persoalan tersebut, hingga pemerintah daerah menunjukkan komitmen melalui aksi nyata, bukan hanya janji-janji di atas kertas.
Rikman, mengatakan kondisi rumah Nenek Wa Ande telah menjadi perbincangan luas di media sosial setelah video yang menampilkan tempat tinggalnya nyaris roboh. Rumah berdinding bekas potongan atap seng.
Meski sempat muncul klarifikasi bahwa Wa Ande memiliki rumah lain, fakta di lapangan menunjukkan jika Wa Ande memilih tinggal di rumah lamanya karena faktor kenyamanan dan kedekatannya dengan alam sekitar dan tidak ingin berinteraksi dengan masyarakat banyak.
“Kalau memang ada rumah lain, kenapa tidak diperbaiki rumah yang sekarang? Ini bukan soal lokasi, tapi soal kelayakan hidup,” tambah Rikman.
Gempar Sultra juga meminta agar pemerintah tidak menunggu momen-momen seremonial untuk bergerak, melainkan menjadikan kasus ini sebagai refleksi menyeluruh atas perhatian pemerintah terhadap warga rentan di pelosok daerah.
Rikman, pun memberikan alarm kepada pemerintah kecamatan Lapandewa dan pemerintah Desa Lapandewa ketika tidak ada solusi untuk Nenek Wa Ande maka akan melakukan demonstrasi di wilayah Kecamatan Lapandewa dan Kabupaten Buton Selatan. (Adm)