EVOLUSI MEDIA SIBER KE SIBER PERTAHANAN

208
Workshop yang digelar oleh SMS bertema Dari Wartawan Migras ke Pengusaha Meda Siber. Dan Berevolus Menjad i Siber Pertahanan. Foto. Yuhandri Hardman/tribunbuton.com

MEDAN, TRIBUNBUTON.COM – Media online (media cyber) tidak hanya sekedar menyampaikan informasi seputar ekonomi, politik, dan pemerintahan. Berikutnya media cyber kiranya dapat menjadi alat pertahanan negara, diungkapkan oleh Sekjen Kemenhan RI (2019-2020), Laksdya TNI (Purn) Dr Agus Setiadji SAP MA, 07 Februari 2023, di Aula Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Agus Setiadji, menerangkan bahwa media siber jauh lebih cepat dari pada media lain. Karena media cyber juga up todate, interaktif, aktual, terdokumentasi, menjadi bank data, fleksbel dengan kapasitas naskah yang luas.

“Maka nasionalis masyarakat harus didukung termasuk media siber,” ujarnya pada sebuah Workshop bertajuk “Dari Wartawan Migrasi ke Pengusaha Media Siber dan Berevolusi Menjadi Siber Pertahanan” yang digelar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), pada momen Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023, di Kota Medan, Sumatera Utara.

Lebih Jauh Agus mengatakan, bahwa perang bukan selalu menggunakan alat perang. Karena pada generasi ke VI perang adalah dalam bentuk kebisuan. Ia menggambarkan perumpamaan perang kebisuan adalah tanpa ada apa-apa tiba-tiba terjadi ledakan. Atau mungkin bisa jadi tiba-tiba ada pandemi, dsb.

Era 4.0 adalah era perang siber dengan sistem komputer. Ini lantas disebut sebagai generasi kelima. Sebab perang generasi sebelumnya adalah perang berhadap-hadapan manusia-antara manusia.

Untuk itu Media Siber sangat penting menjadi alat pertahanan di bidang pertahanan siber dengan membangun opini untuk kepentingan nasional dan daerah. Karena media siber bisa menjadi alat politik, provokasi, rekayasa, dan ekonomi. (yhd)