FILOSOFI PAKAIAN ADAT BUTON KABOROKO

128
Ketgam: Lonjo/kaboroko, merupakan salah satu jenis pakaian adat yang dikenakan oleh perempuan untuk kegiatan adat menghadiri pernikahan, dst. FOTO:ISTIMEWA

BAUBAU, TRIBUNBUTON.COM – Seiring perjalanan waktu, tidak sedikit masyarakat Buton yang masih kurang memahami filosofi penggunaan warna pada baju adat buton khususnya kaboroko (lonjo). Apakah ada kekhususan warna yang disesuaikan dengan momen yang akan dihadiri.

Untuk menjawab pertanyaan ini, tokoh adat Buton, Drs La Ode Muhammad Arsal, menjelaskan mengenai filosofi warna pakaian lonjo/kaboroko. Menurut dia, ada lima warna dasar kain yang dipakai oleh orang Buton, Jumat 28 Oktober 2022.

Dra La Ode Muh. Arsal. FOTO:IST

“Semua ada filosofinya dan kembali ke tubuh manusia,” ujarnya kepada tribunbuton.com.

Yang pertama: warna putih yang melambangkan darah putih, Kedua: warna merah yang mekambangkan darah merah, ketiga: warna hitam yang melambangkan darah hitam, keempat: warna kuning yang melambangkan paru-paru, dan yang kelima: warna hijau yang melambangkan empedu.

Setiap orang Buton yang membuat celana dan baju adat, kelambu, langit-langit, harus bersumber pada lima warna dasar itu. Namun kata dia, saat ini kebanyakan orang Buton dalam membuat sesuatu sudah disesuaikan dengan selera warna yang disukai.

“Pakaian ini biasa digunakan pada acara akad nikah atau mengantar calon pengantin laki-laki,” tutupnya. (yhd)