BUPATI BUSEL DAN URGENSI PELABUHAN, OPTIMIS BISA BANGUN BANDARA DI KADATUA
Merangkai Busel Daratan dan Busel Kepulauan
KABUPATEN BUTON SELATAN (BUSEL) adalah sebuah kabupaten dengan tujuh kecamatan yang tersebar di daratan Buton dan kepulauan (Kadatua, Siompu, dan Batu Atas) di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bupati Busel, H La Ode Arusani, telah memikirkan tentang pentingnya sarana tranaportasi seperti pelabuhan rakyat dan dermaga fery yang terintegrasi dengan terminal transportasi darat di Bandar Batauga.
***
BATAUGA sebagai ibu kota Kabupaten Busel selama ini belum memiliki pelabuhan representatif. Sehingga kapal yang pengangkut warga kepulauan masih senang bersandar di Pelabuhan Sulaa atau di Jembatan Batu Kota Baubau.
Keadaan ini oleh Bupati Buton Selatan, dinilai kurang evisien dari segi waktu dan biaya. Selain itu tidak berkontribusi banyak pada pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Buton Selatan. Hal ini akan lebih berbeda jika arus penumpang berada di Bandar Batauga yang menurutnya akan memicu perekonomian dan akan lebih memacu PAD di sektor retribusi, dll.
Sesuai target, pembangunan pelabuhan di Bandar Batauga akan selesai pada Desember 2021. Arusani memastikan nantinya akses ke ibu kota Busel dari kepulauan akan cepat, lebih mudah dan evisien.
"Pembangunannya memang harus begitu. Contoh Batauga Siompu, tadinya harus lewat Baubau dengan jarak tempuh yang panjang dengan biaya lumayan," kata Arusani.
"Siompu Baubaua sekitar Rp 500rb. Kalau lewat Batauga tinggal Rp 100rb lebih dengan waktu tempuh 25 menit," tandasnya.
Pelabuhan Fery Dibangun Tahun 2022
Pulau Siompu Busel ke pelabuhan fery Batulo Kota Baubau kira-kira memakan waktu 2 jam. Sedangkan Siompu langsung ke Batauga ibu kota Kabupaten Buton Selatan hanya ditempuh dalam waktu 25 menit.
Pelabuhan fery Batauga akan dibangun di kawasan Bandar Batauga kira-kira 500 meter dari pelabuhan laut. Kawasan ini satu-satunya teluk di bagian Kalangana yang paling cocok karena arus lautnya yang tidak kuat.
"Pelabuhan fery akan kita bangun di samping pelabuhan rakyat sekitar 500 meterlah. Pelabuhan fery tahun depan dibangun. Sedangkan Kadatua dan Siompu sudah," jelasnya.
Menciptakan PAD
Kabupaten Buton Selatan saat ini seperti tak punya induk. Masyarakat kepulauan untuk ke daratan bisa melui Batauga, Topa, atau Jembatan Batu Kota Baubau. Kondisi ini oleh Bupati Arusani disebut tidak dapat dikontrol.
"Ini alasannya kenapa kita bangun pelabuhan? Pintu masuk Batu Atas di sini, misalnya Wakatobi, Siompu, Kadatua. Jarak tempuh dari Batauga ke Baubau cukup dekat hanya beberapa menit," kata Arusani.
Perputaran ekonomi akan terdongkrak di Batauga karena otomatis menjadi pusat pertemuan warga dari Busel daratan dan Busel Kepulauan. Selama ini kekayaan Busel masuk di Kota Baubau karena faktor tidak adanya fasilitas pelabuhan di Batauga selama ini.
Karena kalau dipungut PAD-nya lewat mana? Kalau masyarakat masuk satu titik lewat Batauga semuanya akan lebih mudah diorganisir dengan baik.
Jika infrastruktur pelabuhan di Bandar Batauga tuntas, maka dengan sendirinya kapal dari kepulauan akan sandar.
"Tidak perlu diteriaki karena dengan sendirinya mereka akan datang," katanya
Simpang Tujuh Bangunan Monumental
Kelak Busel akan memiliki bangunan monumental berupa simpang tujuh di perbatasan Kabupaten Busel dengan Kota Baubau. Simpang tujuh menggambarkan tujuh kecamatan di Kabupaten Buton Selatan.
Simpang tujuh merupakan monumen atau kawasan baru yang akan memiliki tujuh akses. Yaitu akses dari by pass water front city, akses ke Sampolawa dan akses menuju Rongi, Kota Baubau, dan akses lain yang menggambarkan tujuh kecamatan penyangga Kabupaten Busel.
Kawasan simpang tujuh adalah untuk menyambut ibu kota Provinsi Kepulauan Buton jika nanti terbentuk. Kawasan ini juga memiliki latar belakang historis tewasnya tujuh anggota polisi pada peristiwa ledakan bom.
Membangun Bandara Kargo di Kadatua
Buton Selatan memuliki banyak obyek wisata menarik untuk dikunjungi. Termasuk wisata pantai, alam dan kebudayaan yang memilki keunikan dan daya tarik tersendiri. Untuk menjual kepariwisataan, maka sangat memerlukan kehadiran bandara untuk mempermudah akses masuk ke Buton Selatan.
Pertanyaanya kenapa di Kadatua yang dipilih sebagai lokasi pembangunan bandara cargo? Alasannya lahanya sudah siap dan tak perlu beli, selalu cerah tidak ada kabut, dan tidak ada ruang hampa udara. Kepulauan dan daratan bukan menjadi hambatan, karena kedepan akses laut bauk kapal rakyat dan kapal fery sudah akan beroperasi dan terkoneksi dengan bandara cargo/pariwisata Kadatua.
"Seharusnya orang berpikir daerah saja menghayal mekar dan akhirnya jadi mekar. Apalagi hanya membangun fasilitas," katanya.
Selama ini cargo selalu lewat pelabuhan Baubau. Kedepan kargo bisa masuk dari Kadatua. Keistimewannya adalah letak Pulau Kadatua yang strategis,
Seluruh tahapan persiapan untuk pengajuan pembangunan Bandar Udara pesawat cargo sudah selesai. Saat ini berkasnya sudah masuk di Kementerian untuk dikaji. Arusani optimis pembangunan bandara cargo di Kadatua akan terealisasi. (*)
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN BUTON SELATAN