tribunbuton.com

PARIWARA

MIMPI BESAR ARUSANI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

Menciptakan Kawasan Ekonomi Baru, Bangunan Monumental, dan Icon Transportasi

KABUPATEN Buton Selatan (Busel) sedang berbenah membangun infrastruktur perhubungan darat dan laut. Bandar Batauga bakal menjadi icon transportasi di Batauga ibu kota Kabupaten Buton Selatan, yaitu tempat bertemunya masyarakat Busel dari tujuh kecamatan.

(***)

BEBERAPA bangunan monumental akan dibangun di Kawasan Bandar Batauga. Di antaranya Pelabuhan Rakyat, pelabuhan ferry, terminal angkutan umum, dan water fun city bypass sepanjang bibir pantai yang terintegrasi.

Saat ini pelabuhan rakyat sedang dibangun, menyusul pelabuhan fery akan dibangun di kawasan ini sebagai penghubung kecamatan di kepulauan. Terminal juga akan dibangun di kawasan Bandar Batauga untuk mengangkut dan menurunkan penumpang dari terminal Lapandewa dan Sampolawa dan dari Kota Baubau.

Ini merupakan perencanaan besar di masa Bupati Buton Selatan, H La Ode Arusani. Water fun city by pass akan dibangun sepanjang pantai dari Masiri melewati pantai Bandar Batauga sampai perbatasan Pantai Nirwana Kota Baubau.

Tiga Terminal Perangkai di Daratan, Menciptakan Pasar

Terminal menjadi salah satu infrastruktur monumental yang bakal direalisasikan tahun 2022 oleh Bupati Buton Selatan, H La Ode Arusani. Ada tiga titik terminal yang merangkai Kabupaten Buton Selatan di daratan. Yakni terminal di Lapandewa, Sampolawa, dan terminal Bandar Batauga.

“Letaknya di depan pasar Bandar Batauga. Pasar tidak diganggu. Pelabuhan ferry dan terminal, dibangun tahun depan,” kata pria yang pernah sukses di bisnis travel ini kepada tribunbuton.com, Jumat 22 Oktober 2021.

Mengumpulkan pelabuhan dengan terminal, dan pasar pada satu kawasan di Bandar Batauga, menjadi sebuah skenario besar untuk merangsang perekonomian Kabupaten Buton Selatan. Dengan cara ini menurut Arusani, pasar di Ibukota Kabupaten Buton Selatan (Busel) akan menjadi lebih hidup dan berdinamika.

Terminal dan pelabuhan dapat memicu UMKM dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Bupati Arusani optimis UMKM akan bisa berkembang dengan baik karena berada pada titik pertemuan tujuh kecamatan di Kawasan Bandar Batauga.

“Kelak jika kapasitas kawasan Bandar Batauga padat, barulah pemerintah memikirkan alternatif lain untuk pasar. Bisa di Masiri atau di titik lain untuk merangsang kawasan perekonomian baru nantinya,” katanya.

Pembangunan terminal untuk menciptakan ketertiban trayek. Soal perhubungan darat, Arusani menyebutnya tuntas. Misalnya jalan raya, pelabuhan tambat perahu, pelabuhan rakyat, pelabuhan very, terminal, dan simpang tujuh simbol tujuh kecamatan di Kabupaten Busel.

Jalan Raya Akses Kesejahteraan

Infrastruktur jalan yang baik menjadi akses untuk menuju kesejahteraan rakyat. Kabupaten Busel tidak bisa hanya memanfaatkan jalan raya poros Batauga yang telah ada. Pemerintahan Arusani telah memikirkan itu dengan membuka jalan-jalan baru di pusat ibu kota di Batauga untuk merangsang kawasan pemukiman baru di daerah belakang.

Selain itu pembukaan jalan-jalan baru mempermudah para petani untuk mengangkut hasil pertanian. Karena dengan demikian, kendaraan bisa lebih mudah masuk hingga ke kawasan perkebunan masyarakat.

Arusani menyebut Batauga memiliki empat lapis jalan dan satu lapis jalan di bibir pantai/by pass yang akan dibangun tahun depan. Jalan baru dengan lebar 30 m dibangun dari Lawela menghubungkan dengan kawasan perkantoran Pemda Busel.

Infrastruktur jalan dibangun cukup merata baik di daratan maupun di kepulauan. Untuk di kepulauan seperti Siompu, Kadatua, dan Batu Atas, 90 persen sudah sangat baik.

“Coba jalan-jalan dulu ke Siompu. Malam itu sudah kota. Dulu kulier kurang, tapi sekarang coba jalan-jalan sampai jam 1 malam orang masih berkeliaran,” terangnya.

Kabupaten Buton Selatan saat ini baru berumur tujuh tahun. Ibaratnya baru masuk sekolah dasar. Namun Arusani menginginkan Busel yang ibaratnya anak bungsu ini harus memperlihatkan diri dari aspek pembangunan.

“Tapi sudah tuntas, tidak ada lagi protes soal jalan raya, masyarakat sudah menikmati buah pembangunan dari aspek jalan raya,” kata pria baik yang suka blak-blakan ini.

Stigma buruk soal Batu Atas sebagai pulau terjauh sudah tidak ada lagi. Karena soal jalan raya di Busel sudah tuntas dibangun. Bahkan tahun depan Batu Atas keciprat anggaran hampir Rp 20 Milliar untuk jalan.

“Tahun depan Batu Atas tuntas. termasuk listrik sudah masuk di sana,” katanya.

Sementara Burangasi dan Wasuemba sudah akan sambung jalannya tahun depan. Dan jarak ke Pasarwajo tinggal 30 km saja. Padahal kalau dari Batauga hampir 70 km, maka dari batauga lewat Wasuemba hanya 29 km.

“Itu belum juga saya akan bangun Masiri Mambulu 8,2 Km, Mambulu Warope 1,4 km karerna kita potong jalannya,” jelasnya.

Bahkan Arusani mengatakan infrastruktur jalan di Kabupaten Busel sudah melebihi 100 persen. Sudah banyak jalan baru yang dibuka dan tinggal diperlebar.

Kelengkapan Jalan dan Lampu Penerang Jalan Umum

Infrastruktur jalan yang baik menjadi akses untuk menuju kesejahteraan rakyat. Kabupaten Busel tidak bisa hanya memanfaatkan jalan raya poros Batauga yang telah ada. Pemerintahan Arusani telah memikirkan itu dengan membuka jalan-jalan baru di pusat ibu kota di Batauga untuk merangsang kawasan pemukiman baru di daerah belakang.

Selain itu pembukaan jalan-jalan baru mempermudah para petani untuk mengangkut hasil pertanian. Karena dengan demikian, kendaraan bisa lebih mudah masuk hingga ke kawasan perkebunan masyarakat.

Arusani menyebut Batauga memiliki empat lapis jalan dan satu lapis jalan di bibir pantai/by pass yang akan dibangun tahun depan. Jalan baru dengan lebar 30 m dibangun dari Lawela menghubungkan dengan kawasan perkantoran Pemda Busel.

Infrastruktur jalan dibangun cukup merata baik di daratan maupun di kepulauan. Untuk di kepulauan seperti Siompu, Kadatua, dan Batu Atas, 90 persen sudah sangat baik.

“Coba jalan-jalan dulu ke Siompu. Malam itu sudah kota. Dulu kulier kurang, tapi sekarang coba jalan-jalan sampai jam 1 malam orang masih berkeliaran,” terangnya.

Kabupaten Buton Selatan saat ini baru berumur tujuh tahun. Ibaratnya baru masuk sekolah dasar. Namun Arusani menginginkan Busel yang ibaratnya anak bungsu ini harus memperlihatkan diri dari aspek pembangunan.

“Tapi sudah tuntas, tidak ada lagi protes soal jalan raya, masyarakat sudah menikmati buah pembangunan dari aspek jalan raya,” kata pria baik yang suka blak-blakan ini.

Stigma buruk soal Batu Atas sebagai pulau terjauh sudah tidak ada lagi. Karena soal jalan raya di Busel sudah tuntas dibangun. Bahkan tahun depan Batu Atas keciprat anggaran hampir Rp 20 Milliar untuk jalan.

“Tahun depan Batu Atas tuntas. termasuk listrik sudah masuk di sana,” katanya.

Sementara Burangasi dan Wasuemba sudah akan sambung jalannya tahun depan. Dan jarak ke Pasarwajo tinggal 30 km saja. Padahal kalau dari Batauga hampir 70 km, maka dari batauga lewat Wasuemba hanya 29 km.

“Itu belum juga saya akan bangun Masiri Mambulu 8,2 Km, Mambulu Warope 1,4 km karerna kita potong jalannya,” jelasnya.

Bahkan Arusani mengatakan infrastruktur jalan di Kabupaten Busel sudah melebihi 100 persen. Sudah banyak jalan baru yang dibuka dan tinggal diperlebar.

Bus Sekolah Untuk Anak Kurang Mampu

Masih banyak anak sekolah dari keluarga tak mampu yang masih harus berjalan kaki cukup jauh ke sekolah. Maka Pemda Busel melalui Dinas Perhubungan mendapatkan bantian bus sekolah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub RI).

Namun untuk sementara bus sekolah masih akan dioperasikan di ibukota Kabupaten Busel saja. Bus sekolah berkapasitas 20 penumpang ini diharapkan bisa membantu anak dari keluarga kurang mampu untuk pergi atau pulang sekolah tanpa berjalan kaki lagi yang jauh.

“Seluruh pembangunan didedikasikan untuk masyarakat dan demi kemajuan daerah. Maka menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaganya,” tutupnya.
(*)

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BUTON SELATAN

PARIWARA

MIMPI BESAR ARUSANI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

Menciptakan Kawasan Ekonomi Baru, Bangunan Monumental, dan Icon Transportasi

KABUPATEN Buton Selatan (Busel) sedang berbenah membangun infrastruktur perhubungan darat dan laut. Bandar Batauga bakal menjadi icon transportasi di Batauga ibu kota Kabupaten Buton Selatan, yaitu tempat bertemunya masyarakat Busel dari tujuh kecamatan.

(***)

BEBERAPA bangunan monumental akan dibangun di Kawasan Bandar Batauga. Di antaranya Pelabuhan Rakyat, pelabuhan ferry, terminal angkutan umum, dan water fun city bypass sepanjang bibir pantai yang terintegrasi.

Saat ini pelabuhan rakyat sedang dibangun, menyusul pelabuhan fery akan dibangun di kawasan ini sebagai penghubung kecamatan di kepulauan. Terminal juga akan dibangun di kawasan Bandar Batauga untuk mengangkut dan menurunkan penumpang dari terminal Lapandewa dan Sampolawa dan dari Kota Baubau.

Ini merupakan perencanaan besar di masa Bupati Buton Selatan, H La Ode Arusani. Water fun city by pass akan dibangun sepanjang pantai dari Masiri melewati pantai Bandar Batauga sampai perbatasan Pantai Nirwana Kota Baubau.

Tiga Terminal Perangkai
Di Daratan, Menciptakan Pasar

Terminal menjadi salah satu infrastruktur monumental yang bakal direalisasikan tahun 2022 oleh Bupati Buton Selatan, H La Ode Arusani. Ada tiga titik terminal yang merangkai Kabupaten Buton Selatan di daratan. Yakni terminal di Lapandewa, Sampolawa, dan terminal Bandar Batauga.

“Letaknya di depan pasar Bandar Batauga. Pasar tidak diganggu. Pelabuhan ferry dan terminal, dibangun tahun depan,” kata pria yang pernah sukses di bisnis travel ini kepada tribunbuton.com, Jumat 22 Oktober 2021.

Mengumpulkan pelabuhan dengan terminal, dan pasar pada satu kawasan di Bandar Batauga, menjadi sebuah skenario besar untuk merangsang perekonomian Kabupaten Buton Selatan. Dengan cara ini menurut Arusani, pasar di Ibukota Kabupaten Buton Selatan (Busel) akan menjadi lebih hidup dan berdinamika.

Terminal dan pelabuhan dapat memicu UMKM dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Bupati Arusani optimis UMKM akan bisa berkembang dengan baik karena berada pada titik pertemuan tujuh kecamatan di Kawasan Bandar Batauga.

“Kelak jika kapasitas kawasan Bandar Batauga padat, barulah pemerintah memikirkan alternatif lain untuk pasar. Bisa di Masiri atau di titik lain untuk merangsang kawasan perekonomian baru nantinya,” katanya.

Pembangunan terminal untuk menciptakan ketertiban trayek. Soal perhubungan darat, Arusani menyebutnya tuntas. Misalnya jalan raya, pelabuhan tambat perahu, pelabuhan rakyat, pelabuhan very, terminal, dan simpang tujuh simbol tujuh kecamatan di Kabupaten Busel.

Jalan Raya Akses Kesejahteraan

Infrastruktur jalan yang baik menjadi akses untuk menuju kesejahteraan rakyat. Kabupaten Busel tidak bisa hanya memanfaatkan jalan raya poros Batauga yang telah ada. Pemerintahan Arusani telah memikirkan itu dengan membuka jalan-jalan baru di pusat ibu kota di Batauga untuk merangsang kawasan pemukiman baru di daerah belakang.

Selain itu pembukaan jalan-jalan baru mempermudah para petani untuk mengangkut hasil pertanian. Karena dengan demikian, kendaraan bisa lebih mudah masuk hingga ke kawasan perkebunan masyarakat.

Arusani menyebut Batauga memiliki empat lapis jalan dan satu lapis jalan di bibir pantai/by pass yang akan dibangun tahun depan. Jalan baru dengan lebar 30 m dibangun dari Lawela menghubungkan dengan kawasan perkantoran Pemda Busel.

Infrastruktur jalan dibangun cukup merata baik di daratan maupun di kepulauan. Untuk di kepulauan seperti Siompu, Kadatua, dan Batu Atas, 90 persen sudah sangat baik.

“Coba jalan-jalan dulu ke Siompu. Malam itu sudah kota. Dulu kulier kurang, tapi sekarang coba jalan-jalan sampai jam 1 malam orang masih berkeliaran,” terangnya.

Kabupaten Buton Selatan saat ini baru berumur tujuh tahun. Ibaratnya baru masuk sekolah dasar. Namun Arusani menginginkan Busel yang ibaratnya anak bungsu ini harus memperlihatkan diri dari aspek pembangunan.

“Tapi sudah tuntas, tidak ada lagi protes soal jalan raya, masyarakat sudah menikmati buah pembangunan dari aspek jalan raya,” kata pria baik yang suka blak-blakan ini.

Stigma buruk soal Batu Atas sebagai pulau terjauh sudah tidak ada lagi. Karena soal jalan raya di Busel sudah tuntas dibangun. Bahkan tahun depan Batu Atas keciprat anggaran hampir Rp 20 Milliar untuk jalan.

“Tahun depan Batu Atas tuntas. termasuk listrik sudah masuk di sana,” katanya.

Sementara Burangasi dan Wasuemba sudah akan sambung jalannya tahun depan. Dan jarak ke Pasarwajo tinggal 30 km saja. Padahal kalau dari Batauga hampir 70 km, maka dari batauga lewat Wasuemba hanya 29 km.

“Itu belum juga saya akan bangun Masiri Mambulu 8,2 Km, Mambulu Warope 1,4 km karerna kita potong jalannya,” jelasnya.

Bahkan Arusani mengatakan infrastruktur jalan di Kabupaten Busel sudah melebihi 100 persen. Sudah banyak jalan baru yang dibuka dan tinggal diperlebar.

Kelengkapan Jalan dan Lampu Penerang Jalan Umum

Perlengkapan jalan seperti rambu-rambu keselamatan dan petunjuk jalan di ruas jalan provinsi dan kabupaten di Busel sudah lengkap. Rambu-rambu jalan terpampang rapih sepanjang Batauga hingga, Sampolawa, dan Lapandewa.

Rambu-rambu lalu lintas adalah sebuah petunjuk yang diletakkan pada bagian jalan untuk memberikan peringatan, perintah, serta larangan bagi para pengguna jalan, dapat berupa lambang, huruf, angka, atau kalimat. Petunjuk-petunjuk ini berfungsi untuk memberi informasi mengenai kondisi jalan, seperti lurus, berliku, menanjak, menurun, dan juga sebagai penanda arah jalan.

Hal ini bertujuan agar pengguna jalan dapat menggunakan jalan dengan bijaksana agar terhindar dari kecelakaan. Selain rambu keselamatan dan penunjuk jalan, Pemda Busel di masa kepemimpinan Bupati Arusani sudah melengkapi Lampu Penerang Jalan Umun (Lampu PJU).

Lampu PJU merupakan lampu yang digunakan untuk penerangan jalan di malam hari. Sehingga mempermudah pengguna jalan melihat dengan lebih jelas jalan yang akan dilalui pada malam hari yang dapat meningkatkan keselamatan lalu lintas dan keamanan.

Meskipun PJU belum sepanjang jalan se Kabupaten Busel. Hanya saja lampu jalan sudah diadakan di sejumlah titik yang dianggap memiliki kerawanan. Sedangkan di ibu Kota Batauga dan kawasan perkantoran sudah dipasang lampu penerang jalan.

“Soal lampu jalan kita masih berusaha ke depan supaya Batauga juga betul-betul terang,” katanya.

Bus Sekolah Untuk Anak Kurang Mampu

Masih banyak anak sekolah dari keluarga tak mampu yang masih harus berjalan kaki cukup jauh ke sekolah. Maka Pemda Busel melalui Dinas Perhubungan mendapatkan bantian bus sekolah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub RI).

Namun untuk sementara bus sekolah masih akan dioperasikan di ibukota Kabupaten Busel saja. Bus sekolah berkapasitas 20 penumpang ini diharapkan bisa membantu anak dari keluarga kurang mampu untuk pergi atau pulang sekolah tanpa berjalan kaki lagi yang jauh.

“Seluruh pembangunan didedikasikan untuk masyarakat dan demi kemajuan daerah. Maka menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaganya,” tutupnya.
(*)

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BUTON SELATAN

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram