MENAPAK AIR TERJUN KANDAWUNDAWUNA DI WAONDO WOLIO

1235
Air terjun Waondo Wolio, Kapuntori, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. FOTO:RISNA/TRIBUNBUTON.COM

BANYAK obyek wisata di Pulau Buton. Bukan hanya pantai dan gua, tetapi juga banyak air terjun yang menarik. Saya mengajak anda ke obyek wisata di Desa Waondo Wolio, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, sebuah air terjun yang indah bertingkat-tingkat.

(***)

Wa Ode Risnawati Zaindra, Buton

AIR terjun Waondo Wolio bisa kita tempuh menggunakan motor atau mobil dengan waktu tempuh kira-kira dua jam. Namun perjalanan tidak terasa karena banyak pemandangan indah sepanjang jalan.

Misalnya persawahan di Ngkaringkari, dan persawahan di pendakian Lambusango yang terlihat dari ketinggian. Tampak seperti lukisan terbentang menyejukkan mata.

Akses masuk ke air terjun hanya bisa dengan berjalan kaki melewati hutan. Meski kami menggunakan motor, motor kami parkir di luar. Dengan berjalan kaki, memakan waktu sekira satu jam.

Tetapi itu tergantung kita. Kebetulan waktu ke air terjun bertepatan hujan turun dan akses masuk agak licin. Kami menyeberangi sungai kecil melewati batang pohon yang tumbang.

Setelah beberapa lama berjalan, saya menyadari banyak lintah melengket di badanku. “Bayangkan lintah ada di badanmu dan kamu takut dengan lintah.”

Tapi mau bagaimana lagi saya dan temanku harus memberanikan diri untuk membukanya satu persatu. Setelah membersihkan lintah, kami melanjutkan perjalanan namun saya sempat terjatuh dan tergelincir.

Karena hanya berdua, waktu menyusuri hutan agak sunyi. Suasana hujan rintik-rintik tak mau berhenti. Suara jangkrik cukup mendominasi bersahutan dengan suara burung rangkong.

Suasana mendung dan hutan agap gelap seperti sedang berada pada pulul 06.00 pagi atau pukul 06.00 sore. Langkah kami dipercepat karena takut kemalaman, apalagi sudah terlanjur dalam kami masuk hutan.

Air terjun Waondo Wolio, Kapuntori, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. FOTO:RISNA/TRIBUNBUTON.COM

Suara gemuruh air jatuh sudah terdengar. Saya mulai terhibur. Saya sudah lupa dengan kejadian diserang lintah dan terjatuh tergelincir tadi.

Tak berselang lama kami sampai di air terjun Kandawundawuna. Betapa senang rasanya bisa melihatnair terjun setinggi itu dari jarak dekat.

Saat datang, tepat kami di bagian atas, di bagian airnya yang sedang jatuh kenbawah. Mungkin ketinggian 15 atau 25 meter. Air terjunnya bertingkat-tingkat dan membentuk kolam di bagian dasar lalu mengalir menyusuri sungai.

Kurang puas melihat dari atas dan kami memutuskan turun ke bawah. Turunnya juga itu bukan main seram dan terjal. Jika tak hati-hati pasti jatuh.

Pas tiba di bawah, rasa capek terbayarkan. Air terjun Kandawundawuna lebih ganteng dari bawah. Sumpah bagus banget bak lukisan, airnya deras, air terjunnya besar, bertingkat-tingakat.

Inttinya bagus sekali, kalau tidak percaya coba lah kesini ke wisata alamnya. Saya tidak tahan untuk lejas mandi. Tak lupa berfoto dan makan tentunya karena lapar setelah tiga jam berjalan kaki.

Setelah itu kami pulang dan kembali berjalan kaki menyusuri hutan. Meski demikian, ini adalah kisah perjalan yang menurut saya berkesan. Menyusuri hutan dan menemukan air terjun yang indah. Pokoknya keren.
(***)