
BUTON, TRIBUNBUTON.COM
Warga Desa Kamelanta, Kecamatan Kapuntori, La Baa (32) tewas dalam sebuah kontak senjata antara tentara Philipina dengan penyandera kelompok bersenjata Abu Sayaf, pada Selasa 29 September 2020. Pihak keluarga sudah dihubungi pihak Kementerian luar negeri mengenai ciri-ciri korban.
Kakak korban, Wa Naiya, mengatakan adiknya La Baa disandra oleh kelompok Abu Sayaf sejak Januari 2020. Dalam penyanderaan itu La Baa berada di hutan dengan posisi tangan dan kaki dirantai.
“Kita pernah baku telepon satu kali, katanya dia dirantai kaki dengan tanganya dan berada di hutan. Katanya antara hidup dan mati,” jelas Wa Naiya.
La Baa merupakan anak ke 7 dari delapan bersaudara. Ia merantau ke luar negeri dan bekerja sebagai nelayan dan akhirnya disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayaf.
Sejauh ini pihak keluarga belum mendaparkan foto wajah La Baa sebagai korban penembakan. Pihak Kemenli RI hanya mengirimkan foto gambar tato dan gambar bekas luka.
Menurut keluarga korban, gambar tato dan bekas luka diakunya sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki La Baa. Pihak keluarga berharap pemerintah RI bisa membantu pemulangan jenazah La Baa agar bisa dimakamkan secara baik di Kamelanta.
Sementara itu, Plt Kepala Desa Kamelanta, Zurfin ST, mengatakan pihak pemerintah Desa Kamelanta sudah mendaptkan informasi menenai salah satu warganya menjadi korban penembakan di Philipina. Namun pihaknya masih berharap ada gambar lain yang memastikan korban adalah warganya.

“Tetapi kalau memang betul La Baa, semua kita serahkan kepada Allah SWT karena sudah menjadi takdirnya,” katanya diwawancara di sela-sela berkunjung ke rumah keluarga La Baa di Desa Kamelanta. (yhd)