OPSNAL PATUH ANOA 2019 FOKUSKAN TIGA KATEGORI PELANGGARAN DI KOTA BAUBAU

1348
Kapolres Baubau, di Dampingi Kasubag Humas dan Kasat Lantas Polres Baubau. FOTO: MIRA/TRIBUN BUTON

BAUBAU, TRIBUN BUTON (Mira)

Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadapa UU No.22/2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Polda Provinsi Sultra memprioritaskan tiga jenis pelanggaran sesuai karakter Daerah, dari delapan jenis pelangggaran yang ada . Operasional patuh anoa 2019 ini akan berlangsung selama 14 hari sejak 29 Agustus s/d 12 September 2019.

Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Anoa sedang berlangsung. Foto:Mira Tribun Buton

Apel gelar pasukan operasi anoa 2019 digelar dilapangan mako polres Baubau, Kamis 29 Agustus 2019.

Kapolres Baubau, Akp Hadi Winarno SIk dalam pidatonya mengatakan, ada delapan kategori pelanggaran yang menjadi prioritas operasi patuh anoa 2019 kali ini diantaranya, Pelanggaran penggunaan helem SNI, melawan arus lalu lintas, berkedara dibawah umur, berkendara menggunakan hendpone, berkendara dibawah pengaruh alkohol, tidak menggunakan saffety bell, dan penggunaan strobo pada kendaraan. Namun, dari delapan kategori jenis pelanggaran ada tiga jenis yang diprioritaskan oleh Polisi Daerah Provinsi Sultra.

“Penggunaan helem SNI, melawan arus lalu lintas, dan pengendara dibawa umur,” kata Hadi.

Tujuan operasi patuh anoa ini, guna meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam berlalulintas dan terciptanya keamanan, keselamatan ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, serta mewujudkan polantas sebagai penggerak revolusi mental serta pelopor tertib sosial di ruang publik. Mengingat permasalahan lalu lintas yang semakin berkembang dikarenakan meningkatnya jumlah kendaraan sehingga mengganggu keamanan dan ketertiban, seperti kecelakaan lalu lintas.

Dalam pelaksanaanya, operasi patuh anoa 2019 ini difokuskan pada titik-titik rawan pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas (Laka). Namun sat Lantas yang bertugas di haruskan tetap mengedepankan sikap yang humanis, tidak arogan, dan berpakaian seragam Polantas agar tidak mengundang reaksi masyarakat.

“Agar proses operasional tetap berjalan kondusif tanpa protes dari masyaraka,” tegas Hadi.(*)